Imlek dan Cap Go Meh

Makna dan Sejarah Kue Keranjang, Sajian Khas Imlek

Di negeri asalnya, kue lengket manis ini bernama Nian Gao (Nien Kau) atau nama lain dalam dialek Hokkian disebut Thi Kue, kue manis....

Editor: Dhita Mutiasari
Kompas.com
Makna dan Sejarah Kue Keranjang, Sajian Khas Imlek. Dalam tradisi Tionghoa, makanan yang manis sering kali dianggap membawa rezeki dan keberuntungan. 

Mengutip dari China Highlight, dikatakan bahwa kue keranjang awalnya merupakan persembahan dalam ritual upacara adat, namun perlahan berubah menjadi makanan khas di festival musim semi. Menurut cerita, pada musim semi dan musim gugur (722–481 SM), China masih terbagi menjadi beberapa kerajaan kecil dan orang-orang menderita kelaparan karena perang.

Raja membuat dinding yang kuat untuk melindungi wilayah dari serangan.

Raja pun mengadakan jamuan pesta untuk merayakan ide ini. Rakyat pun tidak lagi dibuat khawatir dengan perang. 

Namun tidak dengan Perdana Menteri Wu Zixu. Menurut Wu, perang tidak bisa dipandang enteng.

Tembok yang kuat memang merupakan perlindungan yang baik, tetapi jika musuh mengepung kerajaan, tembok itu juga merupakan penghalang keras bagi diri kita sendiri. "Jika keadaan benar-benar buruk, ingatlah untuk gali lubang di bawah dinding," kata Wu.

Bertahun-tahun kemudian, setelah Wu Zixu meninggal, kata-katanya menjadi kenyataan. Banyak orang mati kelaparan saat perang.

Para prajurit pun melakukan apa yang dikatakan Wu Zixu sebelumnya dan menemukan bahwa tembok di bagian bawah dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan.

Makanan ini menyelamatkan banyak orang dari kelaparan. Batu bata ini adalah Nian Gao yang pertama kali. Setelah itu, orang-orang membuat Nian Gao setiap tahunnya untuk memperingati Wu Zixu. Seiring waktu berlalu, Nian Gao menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai kue Tahun Baru Cina atau di Indonesia disebut kue keranjang.

Disebut Kue Keranjang

Sejarawan Kalbar Syafaruddin Daeng Usman mengatakan, dalam sekeping kue keranjang mengandung pesan sangat mendalam, terutama makna kebersamaan. “Sama persis seperti pemaknaan dodol Betawi,” kata Syafarudin dalam keterangan tertulis, Senin, 13 Januari 2025.

Produk ikatan sosial yang kuat Lantaran proses pembuatannya yang sedikit rumit dan sulit, kue keranjang juga merupakan produk ikatan sosial yang kuat di tengah masyarakat, khususnya, Tionghoa. 

Di negeri asalnya, kue lengket manis ini bernama Nian Gao (Nien Kau) atau nama lain dalam dialek Hokkian disebut Thi Kue, kue manis.

Syafarudin menjelaskan, adonan kue keranjang, yang terdiri dari ketan dan gula dimasak ke dalam kuali besar di atas tungku kayu api. Uniknya, api tungku tidak boleh besar dan terlalu kecil.

“Harus dimasak dengan kayu bakar untuk mendapatkan panas api yang pas dan rasa legit dodol,” ucap Syafarudin.

Selain itu, untuk mencapai tekstur legit, adonan kue keranjang harus diaduk selama beberapa jam tanpa berhenti.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved