Target Penurunan Stunting Signifikan di Kapuas Hulu Bupati Minta TPPS Dapat Bergerak Sesuai Tugas 

Terkait kasus stunting pada anak, Pemda Kapuas Hulu  telah membuat dasar yang baik dengan memiliki data yang akurat dan lengkap.

Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Sahirul Hakim
Bupati Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Fransiskus Diaan  

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUASHULU - Bupati Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Fransiskus Diaan, meminta kepada seluruh tim percepatan penurunan stunting (TPPS) tingkat Kabupaten Kapuas Hulu dapat bergerak sesuai dengan tugasnya.

"Kita telah memiliki data yang akurat, tinggal memastikan agar kelompok sasaran memperoleh intervensi, selanjutnya didukung dengan sarana infrastuktur yang baik," ujarnya, Selasa 10 Desember 2024.

Selain itu juga jelas Bupati, di dukungan bantuan sosial bagi keluarga tidak mampu, dan sosialisasi pemahaman terkait stunting yang masif, maka target penurunan angka stunting dapat tercapai.

"Program yang terkait dengan penurunan stunting, selama ini sudah dijalankan oleh dinas terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Akan tetapi, yang menjadi tantangan adalah bagaimana memastikan bahwa seluruh program dapat secara konvergen sampai di wilayah dan diterima oleh rumah tangga sasaran," ucapnya.

Fransiskus Diaan menyampaikan bahwa, dari sisi kerangka intervensi seperti penanganan stunting secara garis besar dilakukan melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang difokuskan pada 1000 hari pertama kehidupan.

"Intervensi gizi spesifik adalah intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan, sementara intervensi gizi sensitif adalah intervensi pendukung stunting," ujarnya.

Menurut Bupati, intervensi gizi sensitif seperti penyediaan air bersih dan sanitasi, edukasi perkawinan, perbaikan pola asuh, pemberian bantuan sosial, dan peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi ini memiliki kontribusi lebih besar (yakni 70 persen) dalam upaya penurunan stunting.

Baca juga: Sekda Mohd Zaini Sebut Penurunan Stunting di Kapuas Hulu Belum Banyak Signifikan

"Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penanganan stunting secara holistik tidak cukup hanya pada sektor kesehatan saja, tetapi juga harus menyentuh aspek sosial ekonomi. Penanganan stunting perlu koordinasi lintas sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, dunia usaha, masyarakat dan lainnya," ucapnya.

Fransiskus Diaan juga menjelaskan bahwa, hasil survei penurunan stunting di Kapuas Hulu pada tahun 2021 sebesar 31,2 persen dan tahun 2023 sebesar 29,94 persen, sehingga penurunannya hanya 1,26 persen saja. 

"Dimana survei ini jauh berbeda dengan hasil survei kesehatan Indonesia (SKI), yang mana prevalensi stunting Kapuas Hulu pada tahun 2023 telah berhasil turun sebesar 16,7 persen," ujarnya.

Namun perlu diketahui bersama kata Bupati, survei tersebut hanya menggunakan sample saja atau tidak menyeluruh sehingga bisa berubah pada tahun depan.

"Keadaan rill prevalensi stunting Kabupaten Kapuas Hulu dapat kita lihat berdasarkan penilaian status gizi, yang mana datanya sudah by name dan by address sehingga lebih akurat," ucapnya.

Pastinya tegas Bupati, terkait kasus stunting pada anak, Pemda Kapuas Hulu  telah membuat dasar yang baik dengan memiliki data yang akurat dan lengkap.

"Selanjutnya adalah bagaimana menyusun strategi dan inovasi yang tepat agar penurunan angka stanting kita dapat tercapai dengan signifikan," ungkapnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved