Lestarikan Kuliner Tradisional Sambas, Poltesa Komersialkan Kemasan Super Burdas

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) komersialkan kemasan produk Super Burdas ataupun makanan sebagai langkah melestarikan kuliner tradisional khas masyarakat Sambas yakni Bubbor Paddas, Jumat 27 September 2024.

Komersialisasi kemasan Super Burdas dilakukan Poltesa pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) skema Program Usaha Produk Inovasi Vokasi (PUPIV) Tahun 2024.

Program ini kolaborasi prodi D4 Agroindustri Pangan dan D-IV Manajemen Bisnis Pariwisata, dibawah bimbingan Ketua Program Andi Maryam, bersama, Angga Tritisari, Hamdi, dan Meniwati.

Program ini bertujuan mengkomersialisasikan produk lokal khas Sambas Bubbor Paddas dengan sentuhan inovasi modern. 

Yakni dengan kemasan inovatif Super Burdas yang telah dikembangkan sejak tahun 2022 untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat serta melestarikan kekayaan kuliner tradisional.

Ketua Program Andi Maryam mengatakan, produk ini nantinya diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasar, sekaligus menjaga keberadaan pangan lokal yang kaya nilai budaya. Serta menjadi penawar rindu bagi masyarakat yang gemar akan bubbor paddas namun berada di perantauan.

"Bubur sayur instan ini dikemas dalam paper bowl atau cup yang praktis untuk memudahkan konsumen dalam mengonsumsi produk ini. Selain itu, tersedia juga kemasan pouch yang lebih fleksibel dan mudah dibawa bepergian, sesuai dengan permintaan konsumen yang ingin menghemat barang bawaan saat melakukan perjalanan jauh," jelasnya.

• Laka Maut Truk Tabrak Pengendara Motor di Sajingan Besar Sambas, 2 Korban Meninggal

"Produk Super Burdas terdiri dari bubur sayur instan berbahan dasar sayuran kering khas Sambas, seperti daun pakis, daun katuk, daun singkil, kubis, ubi jalar, dan jagung manis. Selain itu, produk ini dilengkapi dengan bumbu kering, bumbu pasta, dan topping," lanjutnya.

Andi Maryam mengatakan, inovasi Super Burdas sebagai produk siap saji yang mudah diolah oleh siapa pun, baik di rumah maupun saat dalam perjalanan. Karena proses penyajian bubur ini cukup mudah.

"Jadi, konsumen hanya perlu memasak Super Burdas selama tiga menit untuk menghasilkan tekstur bubur yang empuk dan kental, dengan sayuran yang lembut. Alternatif lainnya, bubur ini juga bisa diseduh dengan air panas selama sepuluh menit," ujarnya.

Lebih lanjut, Andi Maryam menjelaskan, komersialisasi Super Burdas tidak hanya menghadirkan bubur instan saja. 

Program ini juga memperkenalkan produk lain, yakni paket bumbu instan Bubbor Paddas yang terdiri dari dua jenis bumbu, yaitu bumbu kering dan bumbu pasta, dan masing-masing terbuat dari bahan-bahan alami khas Melayu Sambas.

"Untuk bumbu kering yang dihasilkan dari kegiatan ini terbuat dari beras dan kelapa parut yang telah disangrai. Bumbu ini memberikan cita rasa gurih yang khas pada masakan, terutama pada bubur Bubbor Paddas. Sementara itu, bumbu pasta mengandalkan daun kesum dan daun kunyit sebagai bahan utamanya, yang kemudian dicampur dengan aneka rempah untuk menciptakan rasa yang khas dan autentik," jelasnya.

Dia berharap, komersialisasi produk Super Burdas dapat meningkatkan permintaan pasar dan tentu akan meningkatkan produksi Super Burdas sehingga pemenuhan kebutuhan akan bahan baku semakin meningkat. 

"Pemenuhan bahan baku ini diharapkan dapat melibatkan masyarakat Sambas sebagai supplier utama sehingga rantai perekonomian akan terjalin erat mulai dari hulu hingga hilir. Selain meningkatkan kemandirian ekonomi, program ini juga bertujuan untuk melestarikan warisan kuliner Sambas," harapnya.