Maman Abdurrahman Ungkap Alasan Partai Golkar Pilih Sutarmidji karena Bekerja Demi Rakyat

Namun perbedaan muncul, baik Sutarmidji maupun Norsan sulit dipersatukan karena dalam perbedaan konsep dan tujuan.

Editor: Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Ketua DPD Golkar Kalbar, Maman Abdurrahman dan didampingi Prabasa Anantatur serta Calon Gubernur Kalbar, Sutarmidji. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ketua DPD Partai Golkar Kalbar, Maman Abdurrahman mengungkap alasan mengapa Partai Golkar akhirnya lebih memilih Sutarmidji untuk diusung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalbar 2024.

Maman menceritakan, kalau ia hampir 4-5 bulan mencoba menjembatani komunikasi politik antara Sutarmidji dan Ria Norsan, dengan tujuan agar keduanya kembali bersatu sebagai satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada pilkada serentak 2024 ini. 

Namun perbedaan muncul, baik Sutarmidji maupun Norsan sulit dipersatukan karena dalam perbedaan konsep dan tujuan.

Baca juga: DPD Kalbar Gelar Rakerda Pemenangan Pilkada, Wakil Ketua Umum Golkar: Kader Harus Tegak Lurus

“Saya harus bilang apa adanya, dasar pertimbangan untuk bersama-sama kedua orang ini berbeda, coba kita lihat Pak Midji (sapaan Sutarmidji), padahal saya dengan Pak Midji ini sering kelahi loh, sering ribut, sebagai elit politik sering berdebat, bertengkar, tapi memang masih ada satu yang masih saya pegang kelebihan Pak Midji ini karena saya mengambil keputusan ini risikonya besar, Pak Midji mengambil dasar pertimbangan kebijakan selalu kepentingan rakyat, selalu masyarakat, bukan elit politik,” ungkap Maman.

Maman menjelaskan dengan sikap yang berdasarkan pada kepentingan masyarakat banyak itu, makanya terkesan Bang Midji dianggap kurang akur dengan beberapa elit-elit politik.

Pasalnya mindset Sutarmidji "itu aku mau berpikir tentang program riil dulu lah di bawah, nanti baru kita bicara kepentingan yang lain-lain’,” jelas Maman Abdurrahman.

Ketua DPD Partai Golkar Kalimantan Barat, Maman Abdurrahman saat diwawancarai Tribun Pontianak di Hotel Ibis, Sabtu 9 September 2023.
Ketua DPD Partai Golkar Kalimantan Barat, Maman Abdurrahman saat diwawancarai Tribun Pontianak di Hotel Ibis, Sabtu 9 September 2023. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Muhammad Firdaus)

Lebih lanjut Maman menjelaskan bahwa secara hitung-hitungan di atas kertas dan di lapangan nama Sutarmidji berada di peringkat teratas yang paling diingkan masyarakat untuk memimpin Kalbar. 

“Dasarnya adalah kualifikasi kandidat, kalau melihat dari kualifikasi kandidat secara objektif, tentulah Pak Sutarmidji adalah prioritas pertama," tegasnya.

Bahkan kalau dilihat dari hasil survei internal partai Golkar, nilai persentase  Sutarmidji selalu bertengger di atas rata-rata calon yang ada.

“Survei Pak Midji tinggi di atas rata-rata, 56 - 57 persen,” katanya.

Muncul “Oase” di Tengah Padang Pasir

Pada hari-hari kritis menuju pendaftaran ke KPU, muncul sosok dari sebelah ujung utara Kalbar, Didi Haryono, mantan polisi berprestasi dengan membawa setumpuk asa.

Maman bahkan membahasakan kemunculan Didi saat itu bak “oase di padang pasir nan gersang”.

“Pak didi ini saya menganggap seperti oase di padang pasir, di tengah gersang, krisis figur, (muncul) salah satu putra terbaik Kalbar, akhirnya kita ‘kawinkan’ (dengan Sutarmidji), dan ternyata menyatu dengan kita, secara konsep itu sama, secara visi (sama),” tutur Maman.

Didi dinilai sebagai paket lengkap untuk menjadi pendamping Sutarmidji.

“Didi, dia kan doktor, secara intelektual tidak diragukan, dari aspek keamanan ketertiban-karena isu politik identitas seringkali memprovokasi saudara-saudara kita untuk saling berbenturan, tambah lagi jam terbang beliau berkomunikasi bimbingan masyarakat, jadi saya melihat kombinasi kedua untuk pasangan ini terbaik untuk kepentingan Kalbar,” katanya.

“Makanya tadi saya pakai analogi oase di padang pasir. Jadi pertimbangannya bukan sekadar pertimbangan partai, kepentingan si A si B, endak! Ada pertimbangan objektif, latar belakang orang itu, tidak sekadar di ujung-ujung ‘kawin’,” tukas Maman.

Konsekuensi dari Sebuah Keputusan

Secara tulus, Maman Abdurrahman menyatakan, bahwa dirinya dan Partai Golkar sangat menghormati keputusan Ria Norsan untuk berpisah dan maju sebagai bakal calon Gubernur Kalbar dari partai lain. Namun begitu, kata Maman, di sisi lain, mekanisme kepartaian juga harus terus berjalan.

Singkatnya, berdasarkan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dan Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Partai Golongan Karya Provinsi Kalbar yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Golden Tulip Pontianak, pada Sabtu (07/09/2024) kemarin, Ria Norsan secara resmi dicopot dari kepengurusan Partai Golkar.

Tepatnya ia dicopot dari jabatan Ketua Dewan Pertimbambangan (Wantim) DPD Partai Golkar Provinsi Kalbar.

Sebagai gantinya, DPD Partai Golkar Provinsi Kalbar memajukan Didi Haryono untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut.

Keputusan ini pun telah disepakati oleh seluruh Anggota Wantim DPD Partai Golkar Provinsi Kalbar.

“Sudah diputuskan posisi Pak Norsan sebagai Ketua Wantim Partai Golkar. Kemarin kita memberhentikan beliau (Norsan) sebagai ketua wantim dan kita mendorong Pak Didi sebagai ketua wantim. Sudah diputuskan, saya nanti tinggal keluarkan SK (sebagai) ketua DPD. Artinya Pak Norsan bukan lagi pengurus Golkar,” jelas Maman.

“Memang usulan menjadikan Pak Didi ketua wantim itu (datang) dari anggota wantim, dari senior-senior yang ada itu, (totalnya) ada belasan orang anggota wantim (yang bulat bersepakat),” timpalnya. 

Ria Norsan Terima Diberhentikan Sebagai Wantim Golkar:

Ria Norsan menerima keputusan Golkar yang memberhentikannya sebagai dewan pertimbangan (Wantim) DPD Golkar Kalbar.

Menurutnya pemberhentian sebagai Wantim tentu tidak ada masalah dalam politik karena hal yang biasa terjadi.

Hal yang masih membekas dihatinya adalah ia diberhentikan oleh anaknya sendiri.

"Yang membertentikan saya itu anak saya sendiri yang membacakan surat keputusan," ucap Norsan.

Surat pemberhentiannya sebagai Wantim juga sudah diterima.

"Tapi saya tau, ini untuk mengacaukan psikis saya dan bayangkan bapaknya 32 tahun mengabdi di Golkar dan diberhentikan oleh anaknya yang membacakan surat keputusan," tambahnya.

Saat ini Norsan juga menegaskan dirinya masih sebagai kader Golkar karena kartu anggotanya sebagai kader belum dicabut dan ia hanya diberhentikan sebagai dewan pertimbangan.

Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved