Ragam Contoh

Macam-Macam Majas dalam Bahasa Jawa Lengkap Contohnya

Ternyata, penggunaan majas dalam Bahasa Jawa juga hal lumrah, terutama pada orang yang sudah kenal dekat. 

Instagram
Namun bagaimana dengan macam-macam majas dalam Bahasa Jawa, apakah kamu juga mengetahuinya? Ternyata, penggunaan majas dalam Bahasa Jawa juga hal lumrah, terutama pada orang yang sudah kenal dekat.  

Majas paradoks ialah gaya bahasa yang bertujuan untuk menyampaikan pernyataan dengan mengedepankan fakta yang ada. Jenis majas yang satu ini biasa digunakan dalam proses pembuatan novel, seperti:

Gajine memang gede banget, nanging uripe tetep wae melarat
Rido rumangsa sepi senajan ono ing tengah-tengah pesta

Antitesis 

Majas antesis merupakan sejenis kalimat kiasan yang menggabungkan dua kata dengan makna berlawanan atau antonim. Agar kamu semakin paham, pahami contoh di bawah ini:

Enom lan tuwa, gedhe lan cilik, podo bareng-bareng ngaleksanake gotong royong ing dino Minggu wingi 
Akeh apa setitik, rezeki kudu disyukuri 

3. Majas Sindiran

Kamu pernah menyindir seseorang untuk sesuatu hal atau perilakunya? Ada cara lain untuk mengatakannya agar tidak terlalu kentara, yakni melalui majas sindiran yang terdiri dari lima jenis:

Ironi

Majas ironi ialah gaya bahasa yang menggunakan kalimat kiasan untuk menggambarkan kondisi yang bertentangan. Mirip dengan antitesis, tetapi lebih berupa sebuah kalimat utuh. Berikut contohnya:

Suaramu pancen apik, kaya suara knalpot becak 
Kamarmu rapi banget, kaya nembe ono angin topan

Sinisme 

Majas sinisme ialah kalimat kiasan untuk menyampaikan sindiran, tetapi dengan penggunaan kata yang lebih halus. Tujuannya, agar lawan bicara tidak merasa tersinggung maupun sakit hati, seperti:

Awakmu ambune ora karuan, tetapi nek dikongkon adus angel tenan
Sifatmu kurang becik, makane ning tempat makaryo akeh sing ora seneng

Sarkasme 

Majas sarkasme merupakan kebalikan dari sinisme, dimana kalimat sindiran disampaikan secara kasar. Sebaiknya kamu tidak menggunakan seperti contoh berikut, karena bisa menyakiti hati orang lain:

Bodho tenan awakmu, soal gampang kaya ngono ora iso njawab
Kaya ngana wae iso! Nek ora kerja, awakmu mung bakal dadi sampah masyarakat
Satire 

Majas satire ialah ungkapan yang menggunakan majas ironi, sinisme, maupun sarkasme dengan tujuan untuk menertawakan atau mengecam suatu kebiasaan, gagasan, dan lain-lain, seperti:

Halah, masak dijiwit sepisan langsung abang!

Innuendo

Majas innuendo ialah gaya bahasa yang sifatnya mengecilkan fakta asli. Nama majas yang satu ini kurang begitu populer, maka perhatikan contoh berikut ini:

Mimpi kui mung kembange turu, ora perlu kowe gagas jeru-jeru
Larane pas sunat kuwi mung kaya dicokot semut, ora usah wedi

3 Contoh Story Telling Tema Maulid Nabi Muhammad 2024 Lengkap

4. Majas Penegasan

Majas penegasan ialah kalimat kiasan yang bertujuan untuk memperkuat pengaruh kepada pembaca atau lawan bicara, agar setuju dengan suatu informasi.

Sama seperti majas perbandingan, jenis gaya bahasa ini juga cukup banyak, yakni:

Pleonasme 

Majas pleonasme ialah kalimat kiasan yang menggunakan kata bermakna sama sebagai kalimat kiasan dengan tujuan untuk melakukan penegasan. Bagaimana penerapannya dalam keseharian?

Aku nyekseni kedadean kasebut, kanthi mripatku dhewe
Bal bunder langsung mlebu makbleng ana gawang

Repetisi 

Majas repetisi ialah gaya bahasa dengan menerapkan pengulangan kalimat atau kata dalam bentuk yang berbeda, tetapi mempunyai makna sama. Dengan begitu, maksud dari pembicara menjadi lebih tegas, seperti:

Dheweke mung siji, siji-sijine sing tak enteni, siji-sijine sing tak arep-arep kanggo ngelipur laraku 

Retorika 

Majas retorika ialah kalimat kiasan dengan melontarkan pertanyaan, tetapi tidak membutuhkan jawaban, karena sudah jelas kondisi di lapangan seperti apa.

Berikut majas retorika yang biasa ditemukan dalam keseharian: 

Nalika wingi tiba saka motor, lara apa ora?
Apa pernah kebutuhan pokok mudhun pas nyedhaki Idul Fitri?

Klimaks 

Majas klimaks ialah gaya bahasa dengan kelompok kata untuk menunjukkan sebuah tingkatan, tetapi penyebutannya berurutan dari paling rendah ke tinggi. Bagaimana penerapannya dalam Bahasa Jawa?

Kabeh wong, mulai bayi, anak-anak, remaja, nganthi wong tuwa padha ngungsi, amarga ana gempa
Kepala desa, walikota, gubernur, lan presiden kudu dipilih adhedhasar kabisanane

Antiklimaks 

Majas antiklimaks ialah kalimat kiasan yang berkebalikan dengan majas klimaks, yakni penyebutan tingkatan dilakukan mulai dari paling tinggi menuju rendah.

Perhatikan contoh berikut, agar kamu paham di mana letak perbedaannya:

Saben dina Senin, awit staf tekan karyawan podo nglaksanakake upacara
Ning toko Madani, kabeh ukuran sandhangan ana, mulai XXL, XL, L, M, tekan S

Tautologi 

Majas tautologi ialah majas yang di dalamnya terdapat pengulangan kata dalam suatu kalimat sebanyak beberapa kali untuk menegaskan maksud. Kamu bisa menerapkan contoh majas tautologi berikut: 

Sepine bengi iki, sepi marang pangarep-arep iki
Sampeyan kuwat. Sampeyan gagah. Sampeyan pancen paling jempolan

Paralelisme 

Majas paralelisme ialah gaya bahasa dengan melakukan pengulangan suatu kata beberapa kali, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Untuk Bahasa Jawa, kamu bisa memerhatikan contoh berikut ini:

Pancen aku krungu, pancen aku weruh, pancen mung aku sing tresna

‎Ikuti saluran Tribun Pontianak di WhatsApp: KLIK DISINI

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved