Pesan Uskup Agustinus Pada Perayaan Syukur Bruder MTB Hidup Membiara dan Pengikraran Kaul Kekal 

Teladan Bunda Maria Zaman Ini Sangat Butuhkan, Kata Uskup Agustinus. “Perayaan Syukur 50 & 25 Tahun Hidup Membiara Dan Pengikhraran Kaul Kekal Bruder

Komsos Keuskupan Agung Pontianak
Uskup Agustinus memimpin misa perayaan Syukur 50 dan 25 tahun Hidup Membiara dan Pengikraran kaul Kekal berjalan lancar di Gereja Katedral Santo Yosef Pontianak, pada Kamis, 15 Agustus 2024. Teladan Bunda Maria zaman ini sangat butuhkan, kata Uskup Agustinus. 

Ketulusan hati yang memang jarang dimiliki oleh perempuan masa itu. 

Ketulusan hati yang mampu mengubah persepsi perempuan sebagai sumber celaka yang telah dilakukan oleh Hawa pada kitab kejadian. 

Kala itu, perempuan dilihat hanya sebagai buah simalakama. 

Namun, kehadiran bunda Maria menjadi oasis baru yang mengangkat perempuan bahwa mereka bukanlah bencana tapi suaka, dimana tempat kita bersimpuh untuk menerima surga dari telapak kaki sang Bunda.

Selain itu, Bunda Maria pun dikenal sebagai orang yang sederhana. 

Kesederhanaannya tampak ketika sang Bunda mau mengunjungi Elisabeth saudarinya yang sedang mengandung, jarak yang jauh dan dilakukan dengan berjalan kaki menghabiskan waktu hingga 3 hari. 

Kala itu tidak se-modern sekarang dengan transportasi yang beragam untuk tujuan kemana pun. 

Jarak dan waktu sedemikian rupa tidak menyurutkan niat Maria untuk menyapa saudarinya. Maria merangkul saudarinya dari keterpurukan karena mengandung diusia tua menjadi bukti kesederhanaanya. Sederhana dalam pikiran, sikap, dan tindakan.

Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke Surga dirayakan setiap 15 Agustus, dengan tanggal tersebut menjadi tanggal kebanyakan Imam Diosesan Jakarta merayakan ulang tahun tahbisan mereka. 

Bunda Maria menjadi teladan para Imam dalam menghayati kesetiaan, kesederhanaan dan kemurniaannya. 

Para Imam yang dalam menjalankan perutusan serta menghidupi kehidupan Imamat senantiasa bersimpuh di bawah kaki Bunda Maria untuk semakin menghidupi pelayanan di tengah umat. 

Selain itu, Maria diangkat ke Surga juga dipakai sebagai pelindung dari paroki Katedral Jakarta dengan penghayatan dan harapan agar umat Jakarta semakin meneladani sikap bunda Maria yang mampu mengatakan “fiat foluntas tua- terjadilah padaku menurut kehendak-Mu”.

Maria adalah Bunda Tuhan Yesus Kristus, ia adalah juga Bunda kita. 

Bukan hanya dahulu Maria selalu menyertai hidup Yesus, sekarang pun Maria selalu menyertai hidup kita juga, yang berusaha menghayati hidup kita menurut ajaran dan teladan Yesus puteranya. 

Maria adalah tanda harapan yang murni bagi segenap umat yang percaya dan melakukan apa yang dilakukan puteranya itu.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved