Memasuki Musim Kurang Hujan, Ini Imbauan dari DKPTPHP Kepada Petani

"Padi gogo inikan ketika di pupuk juga respon baik, nyata peningkatan produksinya. Sebetulnya padi varitas lokal ini ketika di pupuk produksi nya juga

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/HENDRI CHORNELIUS
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan (DKPTPHP) Kabupaten Sanggau, Kubin. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Memasuki musim panas atau kurang hujan yang diprediksikan pada Juli hingga Agustus 2024, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan (DKPTPHP) Kabupaten Sanggau Kubin mengimbau kepada masyarakat yang membuka lahan pertanian dengan cara di bakar agar mengacu pada perda dan perbup, membuka lahan dengan kearifan lokal dan mengacu kepada undang-undang.

"Maksimal 2 hektare per KK dan membakarnya bergiliran. Kemudian melaporkan kepada petugas di wilayahnya masing-masing, seperti kepada pihak Desa, Babinsa, dan Babinkamtibmas. Sehingga lanjut Kubin, semuanya terpantau tertib," katanya.

Terkait dengan menanam padi yang potensial pada lahan kering adalah salah satunya menggunakan varitas padi gogo.

"Padi gogo inikan ketika di pupuk juga respon baik, nyata peningkatan produksinya. Sebetulnya padi varitas lokal ini ketika di pupuk produksi nya juga meningkat," jelasnya.

Pj Bupati Sanggau Suherman,Sebut Pemkab Sanggau Berhasil Turunkan Angka Stunting

Kemudian terkait lahan sawah pertanian, diimbau kepada para petani dan penyuluh di lapangan, agar terus melakukan tanam padi di sawah dan atur jadwal tanam sesuai dengan kondisi musim yang sudah diinformasikan.

"Kemudian ikuti anjuran untuk mengantisipasi iklim, cuaca yang kurang hujan. Kita memang harus nanam, sehingga kita tersedia pangan, beras, padi," ujarnya.

Pada musim panas atau kurang hujan, petani dan para petugas lapangan juga diminta untuk mengantisipasi terhadap serangan hama dan penyakit pada tanaman.

"Tentu dalam menyusun jadwal tanam mengacau pada pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya dengan ciri-ciri serangan hama penyakit seperti apa," tuturnya.

Kemudian, bagi yang tinggal di pedesaan jika ada kearifan lokal mereka yang bisa digunakan, silahkan saja di manfaatkan.

"Misalnya ada kearifan lokal dalam rangka mengusir hama empangau, tikus, burung pipit. Silahkan saja digunakan, selain yang menggunakan alat-alat teknologi modern," pungkasnya. (*)

Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved