Bappeda Ajak Stakeholder Identifikasi Potensi Risiko Pembangunan SPALD-T

"Maka kegiatan untuk program sanitasi ini perlu kita komunikasikan, perlu kita sosialisasikan dengan masyarakat. Tujuannya adalah untuk mengidentifika

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FILE
FGD di Ruang Aula Rohana Muthalib, Kantor Bappeda Kota Pontianak, Jumat 31 Mei 2024. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk menyusun strategi Kampanye Publik untuk pelaksanaan Citywide Inclusive Sanitation Project (CISP).

Program CISP sendiri nantinya akan fokus membangun sarana dan prasarana Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di dua titik di Kota Pontianak.

Kepala Bappeda Kota Pontianak Sidig Handanu menuturkan, pihaknya melibatkan berbagai pihak lintas sektoral dalam diskusi kali ini. Agenda ini kata dia dalam rangka untuk mendapat dukungan dari masyarakat dan seluruh stakeholder.

"Maka kegiatan untuk program sanitasi ini perlu kita komunikasikan, perlu kita sosialisasikan dengan masyarakat. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi potensi risiko yang muncul dalam implementasi program ini nantinya," ujarnya pasca agenda FGD di Ruang Aula Rohana Muthalib, Kantor Bappeda Kota Pontianak, Jumat 31 Mei 2024.

Gunakan Pakaian Adat, Kemenag Kota Pontianak Gelar Upacara Hari Lahir Pancasila

Pada tahap ini kata dia baru tahap awal untuk mengetahui potensi-potensi risiko apa yang akan terjadi.

Kemudian dari faktor-faktor risiko tadi, akan kita buat strateginya bagaimana cara mengatasinya.

Untuk mengidentifikasi potensi risiko tersebut, Bappeda Kota Pontianak mengundang berbagai pemangku kepentingan yang kiranya dapat memberikan masukan dan saran terkait hal tersebut.

Stakeholders yang diundang pertama dari pihak masyarakat, termasuk camat, lurah, karang taruna, TP-PKK, dan Puskesmas. Kemudian Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berkaitan dengan program sanitasi seperti Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, dan lainnya.

FGD kali ini merupakan tahap awal dalam penyusunan strategi Kampanye Publik nantinya. Dengan mengidentifikasi potensi risiko yang terjadi, berbagai kemungkinan bisa dicari alternatif solusi untuk mengatasinya.

Harapannya strategi kampanye publik ke masyarakat dapat berhasil dan dapat meraih dukungan dari seluruh pihak demi berjalannya pelaksanaan program ini.

Ia mengatakan ini baru di tahap wawancara untuk mengetahui potensi risiko atau mengidentifikasi kemungkinan yang akan terjadi pada tahap pra konstruksi, saat konstruksi.

Adapun yang diinginkan adalah dukungan dari masyarakat terhadap program sanitasi, jadi tidak hanya proyek, tapi program sanitasi.

"Saya menyarankan ini untuk diperluas, karena nantinya hasil ini harus disosialisasikan kepada seluruh masyarakat. Tahap ini baru mengidentifikasi risikonya. Contohnya misalnya kemungkinan jalan akan macet. Nanti bagaimana kita akan memberitahukan ke masyarakat, sektor mana yang akan terlibat. Kemudian misalnya terkait masyarakat yang terdampak, bagaimana cara mengatasinya. Ini memang belum sampai di teknis pelaksanaan di lapangan," ujarnya. (*)

Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved