Wawan Launching dan Diskusikan Buku Antologi Restorasi Gambut di Sungai Pinyuh

Sejak tahun 2017 yang saat itu dirinya aktif sebagai Fasilitator Peningkatanan Partisipasi Masyarakat BRGM RI di Kalimantan Barat.

Penulis: Hadi Sudirmansyah | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Hadi Sudirmansyah
Hermawansyah saat ikuti tanya jawab diskusi dan Launching Buku Antologi Restorasi Gambut pada Sabtu 25 Mei 2024 di Caffe Bambu Sungai Pinyuh 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Diskusi tentang restorasi gambut di rangkaikan dalam acara, Launching Buku Antologi Restorasi Gambut pada Sabtu 25 Mei 2024 di Caffe Bambu Sungai Pinyuh.

Diskusi ini terkait berawal dari kehadiran Buku berjudul Antologi Restorasi Gambut menuai apresiasi berbagai kalangan, mulai dari aktivis, jurnalis, kelompok pemuda, hingga masyarakat sipil.

saat Launching dan Diskusi Buku Antologi Restorasi Gambut tampak sejumlah kaum muda, pelajar, mahasiswa yang bertanya jawab langsung ke penulis buku tersebut Hermawansyah

Hermawansyah yang akrab di sapa Wawan menuturkan buku itu berisi pengalamannya berinteraksi dengan ekosistem yang berperan penting dalam mencegah dampak perubahan iklim.

Sejak tahun 2017 yang saat itu dirinya aktif sebagai Fasilitator Peningkatanan Partisipasi Masyarakat BRGM RI di Kalimantan Barat.

Baca juga: Dandim 1201/Mph Terkesan, Pertama Kali Bertemu Raja Mempawah Langsung Dipasangkan Pin Buaya

Wawan juga menuturkan buku Antologi Restorasi Gambur terbagi menjadi enam (6) bagian, Setiap bab memiliki keterhubungan, karena ditulis berdasarkan pengalaman mendampingi aktisitas restorasi gambut bersama BRGM di Kalbar.

"Melalui buku ini saya ingin membagi pengetahuan serta pengalamannya kepada khalayak ramai, terutama orang muda, tentang upaya pelestarian ekosistem gambut berbasis masyarakat pedesaan. " Ungkap Alumnus SMA Negeri 1 Mempawah ini.

Dikatakannya lagi, "Secara khusus, buku ini memang didedikasikan kepada orang-orang muda, para Fasilitator Desa BRGM, yang sudah mendedikasikan dirinya mengabdi untuk pelestarian ekosistem gambut Kalbar," katanya

Wawan juga mengatakan Orang muda, saat ini adalah ujung tombak pelaksanaan restorasi gambut di tingkat tapak. "Fasilitator Desa BRGM merepresentasikan ‘negara hadir’ di desa.

"Menurut saya, mereka adalah orang-orang muda pilihan. Mereka berani memilih jalan yang jarang dilirik generasi mereka. Dan faktanya mereka mampu melakukan banyak hal berdampak di luar ekspekstasi kita," ungkap pendiri Lembaga Gemawan ini.

Lanjutnya, Ini penanda bahwa ketika orang muda mau melakukan aksi, maka mereka mampu membuat perubahan, karena banyak pengetahuan yang tersebar di tingkat tapak, namun tak semuanya mampu dituliskan dalam satu karya.

Wawan pun berharap buku ini dapat memantik aksi-aksi baru untuk perlindungan ekosistem gambut. (*)

Informasi Terkini Tribun Pontianak Kunjungi Saluran WhatsApp

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini disini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved