Berita Viral

Komeng MVP Pemilu 2024

Kisah Komedian Alfiansyah Komeng layak mendapat predikat MVP (most valuable player) di Pemilu 2024.

Editor: Rizky Zulham
Dok. KPU
Komeng MVP Pemilu 2024. 

“Jadi nanti mau dipanggil siapa nih, 'Uhuy' atau 'Senator Komeng?” tanya pembawa acara.

Kemudian, komedian sekaligus calon senator DPD itu menjawab dengan ciri khas lawakannya.

“Dipanggil apa saja bebas, asal jangan dipanggil KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi),” jawab Komeng.

Alasan Komeng maju jadi calon anggota DPD

Komeng mengungkapkan, dirinya maju sebagai caleg DPD karena Indonesia tidak mempunyai hari komedi. Padahal, ia mengaku sudah mengajukan usulan hari komedi itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

“Yang saya kesal tuh, kok saya mengajukan hari komedi, enggak bisa-bisa, ke DPR sudah. Tapi kata DPR, itu yang menentukan (adanya hari komedi adalah) eksekutif,” ucap Komeng, dikutip dari Kompas.com, Kamis (15/2/2024).

“Coba itu lihat, hari film ada, hari musik ada, (tapi) hari komedi enggak ada. Ke DPR sudah datang dua kali,” lanjut dia.

Karena usulan dari para pelawak Indonesia yang duduk di kursi legislatif itu tidak pernah lolos, rasa ingin tahu Komeng tiba-tiba muncul.

“Ya sudah, ane (saya) coba (mencalonkan diri). Walaupun buat legislatifnya sih enggak terlalu (punya konsep), tapi akhirnya ane (saya bikin) konsep juga. Karena kan untuk masuk ke sana (Senayan) harus punya konsep juga. Awalnya itu sebenarnya,” kata Komeng.

Apabila terpilih menjadi anggota DPD, Komeng berjanji akan memperkenalkan budaya Indonesia di kancah internasional.

Hal itu, kata dia, berkaca dari Korea Selatan yang bisa “menjajah” negara lain melalui budaya mereka.

“Bagaimana caranya (agar) kita bisa 'menjajah' negara lewat budaya. Kan selama ini kita (Indonesia) 'dijajah' (budayanya) oleh Korea dengan drama korea, apa pun, sampai ke makanannya,” tuturnya.

Tanggapan pengamat

Pengamat politik Universitas AL-Azhar Ujang Komarudin menilai, meraup suara tidak harus dilakukan dengan pendekatan serius. Hal itu dikarenakan visi misi program yang kerap disampaikan caleg sering tidak bisa dipahami secara penuh oleh masyarakat.

“Maka ada juga pendekat lain, seperti emosionalitas, gimmick, dan lain-lain,” kata Ujang, dilansir dari Kompas.com, Jumat (16/2/2024).

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved