Berita Viral

Kakak Adik di Bogor Bergantian Seragam Sekolah, Kisah Haru 2025 yang Buka Mata Kita

Kisah kakak beradik anak yatim di Bogor bergantian seragam sekolah viral 2025. Simak perjuangan mereka, bantuan yang datang, dan pesan edukatifnya.

YouTube Banjarmasin Post News Video
GANTIAN SERAGAM - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Banjarmasin Post News Video, Jumat 19 September 2025, memperlihatkan kisah kakak beradik anak yatim di Bogor bergantian seragam sekolah viral 2025. Simak perjuangan mereka, bantuan yang datang, dan pesan edukatifnya. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kisah kakak beradik yatim piatu di Kabupaten Bogor yang harus bergantian seragam dan sepatu demi tetap bersekolah menjadi potret nyata perjuangan anak-anak Indonesia dalam meraih pendidikan. 

Perjuangan Haikal dan adiknya Haezar viral di media sosial setelah video mereka tersebar luas. 

Video itu memperlihatkan momen sederhana: sang kakak pulang sekolah, melepas seragam pramuka, lalu menyerahkannya kepada sang adik yang sudah menunggu untuk berangkat.

Fenomena ini bukan sekadar cerita menyentuh hati. 

Ia adalah cermin bahwa masih ada anak-anak yang berjuang melawan keterbatasan agar tidak tertinggal dalam pendidikan. 

Kata kunci utama dari kisah ini adalah anak yatim bergantian seragam sekolah, yang menyiratkan bagaimana akses pendidikan di Indonesia masih menghadapi tantangan besar. 

Kisah mereka mengingatkan kita bahwa sekolah bukan sekadar tentang gedung atau kurikulum, tetapi juga soal dukungan, kesempatan, dan solidaritas sosial.

Dengan latar belakang keluarga yang penuh keterbatasan, perjuangan kakak beradik ini menyimpan pesan kuat bahwa mimpi anak-anak tetap bisa tumbuh, meski harus dimulai dari seragam yang dipakai secara bergantian.

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Kehidupan Kakak Beradik: Dari Viral Hingga Uluran Tangan

Haikal (18) duduk di bangku kelas 12 SMK, sementara adiknya, Haezar (15), tengah belajar di kelas 9 SMP. 

Mereka tinggal di kontrakan sederhana di Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, bersama adik bungsu mereka, Callista (9), ibu yang mengalami gangguan kejiwaan, serta nenek yang sudah lanjut usia.

Ayah mereka meninggal dunia pada tahun 2020.

Sejak itu, keluarga ini bertahan hidup dengan gotong royong: bantuan dari kerabat, tetangga, hingga relawan yang tersentuh kisah mereka.

“Kami kerja sama-sama, abang saya, suami saya, nenek saya juga. Terus dari bantuan juga gitu,” ungkap Dika Yuniasari, bibi mereka.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved