Monkeypox Belum Terdeteksi di Kalbar, Kadiskes Pastikan Upaya Penanggulangan Dini Tetap Dilakukan

Disamping itu, dr. Erna juga memaparkan perbedaan antara gejala cacar air dan cacar monyet yang paling utama adalah cacar monyet menyebabkan pembengka

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
Dok. Tribunnews.com
Ilustrasi cacar monyet atau monkeypok. Terbaru diberitakan kasus cacar monyet di Jakarta bertambah lagi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, dr. Erna Yulianti memastikan sampai saat ini belum ada laporan terkait kasus cacar monyet atau dikenal dengan istilah Monkepox, di wilayah Kalbar.

Kendati demikian, Kadiskes tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat saat mengalami gejala. Terlebih, belum lama ini Kemenkes RI juga telah mengumumkan kasus cacar monyet kembali ditemukan di Indonesia.

“Untuk gejala sendiri, cacar monyet ini mirip dengan cacar air, namun dengan kondisi lebih ringan. Adapun gejala awal yang dapat timbul, dimulai dari demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan,” ungkap Kadiskes Kalbar, Rabu 1 November 2023.

Disamping itu, dr. Erna juga memaparkan perbedaan antara gejala cacar air dan cacar monyet yang paling utama adalah cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati), sedangkan cacar air tidak.

Selain itu, dirinya juga menjelaskan untuk masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar mulai dari 6 sampai 13 hari, namun tak menutup kemungkinan dapat terjadi dalam 5 sampai 21 hari.

Salsabila, Mahasiswi Pascasarjana IAIN Pontianak Raih Paper Terbaik di Bidang Ekonomi Syariah

“Berkaca dari investigasi Kemenkes RI, pada Oktober 2023 sudah ada 14 kasus terkonfirmasi cacar monyet, yang seluruh penderitanya laki-laki dan penularan terjadi dikarenakan kontak seksual,” tegasnya.

“Selain itu, virus cacar monyet ini juga dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang tekontraminasi virus. Kemudian virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin. Serta virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan/cakaran hewan terinfeksi, dan dapat pula menular melalui kontak langsung cairan tubuh atau luka pada orang terinfeksi,” tambahnya.

Lebih jauh, untuk penanganan monkeypox di wilayah Kalbar, Kadiskes mengungkapkan sampai saat ini pihaknya juga masih menunggu arahan dari Kemenkes RI. Termasuk terkait petunjuk teknis (juknis) vaksin monkeypox itu sendiri.

“Untuk upaya dini yang sudah kita lakukan diantaranya melakukan koordinasi dengan Dinkes Kabupaten/Kota guna meningkatkan kewaspadaan Penyakit Menular. Kemudian kita juga melakukan koordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan/KKP terkait masuknya orang dari pintu masuk negara baik lewat penerbangan, laut dan perbatasan,” terangnya.

“Selain itu, kita juga terus meningkatkan Surveilans Epidemologi terkait penyakit menular potensial KLB. Serta aktif melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang Monkeypox melalui media Elektronik dan Web Dinkes Prov serta Dialog interaktif melalui program ROTIKAB (obrolan terkini seputar kesehatan Kalbar) milik Dinkes Kalbar,” tutupnya. (*)

Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved