Berita Viral

Pengakuan Bulog Soal Harga Beras Mahal Per Oktober 2023

Budi Waseso (Buwas) akhirnya buka suara soal pemicu kenaikan harga beras yang terpantau semakin mahal per Oktober 2023.

Editor: Rizky Zulham
Dok. Kompas.com
Pengakuan Bulog Soal Harga Beras Mahal Per Oktober 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) akhirnya buka suara soal pemicu kenaikan harga beras yang terpantau semakin mahal per Oktober 2023.

Ia mengakui Bulog dalam hal ini tidak maksimal melakukan penyerapan beras petani.

Adapun beras petani yang berhasil diserap Bulog per Rabu 4 Oktober 2023, hanya mencapai 852.000 ton.

Angka tersebut lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu 1,7 juta ton penyerapan yang berasal dari dalam negeri.

Buwas mengatakan beberapa penyebab seretnya penyerapan lantaran pasokan beras di petani menurun.

Resmi Naik, Harga Beras Terbaru Per 5 Oktober 2023 di Seluruh Indonesia Cek Disini

Sehingga berdampak pada kenaikan harga gabah kering panen (GKP) mencapai Rp 7.500-Rp 7.600/kg.

Harga tersebut sudah di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang hanya sebesar Rp 5.000/kg.

"Karena itu Bulog tidak menyerap gabah petani karena Bulog ada batasan harga," kata Buwas saat di jumpai di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Rabu 4 Oktober 2023 mengutip Kontan.

Ia juga mengatakan kenaikan ini bisa berdampak baik kepada petani meskipun Bulog tidak menyerap secara langsung.

Sebab, petani bisa mendapatkan tawaran harga lebih baik dengan dijual di swasta.

Sementara itu, Bulog melakukan intervensi harga dengan operasi pasar dan pendistribusian bantuan pangan beras melalui cadangan beras pemerintah (CBP) yang bersumber dari serapan impor.

"Jadi kalau gabah memang bulog tidak menyerap gabah walaupun Bulog punya pabrik, karena kita mengutamakan petani lagi menikmati gabah tinggi," terang Buwas.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta masyarakat untuk tidak bergantung terhadap nasi untuk memenuhi asupan karbohidrat.

Hal ini sebagai respons dari melonjaknya harga beras di pasaran.

Guna memenuhi asupan karbohidrat, Tito bilang, masyarakat bisa mengkonsumsi berbagai komoditas pangan lain.

Resmi Naik? Tarif Baru Listrik Pelanggan Per kWh Berlaku 1 Oktober 2023 Cek Disini

Masyarakat disebut bisa beralih ke ubi, singkong, papeda, hingga jagung.

"Itu semua enak-enak itu. Ada ubi jalar, ada sorgum, ada sukun, banyak sekali yang bisa menjadi bahan pokok," kata dia ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 3 Oktober 2023.

Menurut Mendagri, opsi-opsi tersebut juga lebih sehat dikonsumsi oleh masyarakat.

Pasalnya, nasi berpotensi menaikan gula darah dan memicu diabetes.

Mantan Kapolri itu pun mengaku, saat ini dirinya sudah mulai mengkonsumsi berbagai jenis alternatif beras.

Mulai dari sukun, ubi, hingga keladi.

"Jangan merasa minder dan merasa rendah untuk makan makanan itu.

Saya aja makan makanan itu tiap hari," tutur Tito.

Dengan adanya diversifikasi sumber karbohidrat, permintaan beras akan berkurang. Pada akhirnya, harga beras diharapkan dapat kembali turun.

"Kita sebagai rakyat jangan tergantung kepada beras," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved