Pedagang Offline di Pontianak Ngaku Dirugikan dengan Social Commerce
pedagang offline mengaku bahwa media online kerap kali menjadi pesaing terberat, hingga menurunnya pembeli secara langsung atau offline.
Penulis: Ferlianus Tedi Yahya | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Saat ini pemerintah resmi melarang adanya sosial e-commerce alias aktifitas jual beli secara langsung di media sosial seperti TikTok Shop.
Menanggapi hal tersebut, pedagang offline mengaku bahwa media online kerap kali menjadi pesaing terberat, hingga menurunnya pembeli secara langsung atau offline.
Satu diantara pedagang offline di Pasar Sudirman Pontianak, Ema mengaku aktifitas online menjadi salah satu pesaing terberatnya dalam berjualan pakaian.
"Pedagang TikTok ngancurkan tu, mereka kadang jualan dibawah modal kita, otomatis orang tetap ngejar dia, kan tinggal tunggu di rumah," kata Ema kepada TribunPontianak.co.id saat ditemui pada Sabtu 30 September 2023.
Saat pandemi dan mulai bermunculannya pedagang online, Ema juga mengaku telah mengalami penurunan pendapatan, bahkan pernah tak mendapatkan pelanggan.
"Semenjak pandemi udah mulai menurun pendapatan bang, pernah tak ada pelanggan. Adapun kadang nawarnya tak nanggung-nanggung," jelasnya.
• Tanggapan Pengamat Ekonomi Untan Terkait TikTok Shop Ditutup
Sebagai pemilik langsung barang dagangan ia mengaku tak menggunakan jasa karyawan untuk menjual barang dagangannya.
"Sekarang sih saya jual langsung bang, dak mampu pakai karyawan. Dulu itu pakai, ada 3 karyawan sehari 80 ribu, kalau tak ada pelanggan mana nutup, paling kalau bukan puasa aja saya pakai karyawan dan saya bayar 100 ribu perhari untuk karyawan," ungkapnya.
Dengan demikian, bertahan hingga saat ini ia mengaku hanya mengandalkan pelanggan tetap.
"Paling yang kita harapkan pelanggan-pelanggan lama bang," pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan pedagang pakaian lainnya, Fitry yang mengaku mengalami penurunan pendapatan semenjak maraknya penjual yang memanfaatkan media online.
"Kurang sekarang bang, semenjak ada online tu, terakhir ramai tahun 2019 sebelum pandemi," katanya.
• Kamaruzaman Nilai Larangan Berjualan di TikTok Shop Upaya Pemerintah Melindungi UMKM
Fitry juga mengaku semenjak berkurangnya pendapatan mengalami pengurangan karyawan.
"Dulu kita berempat, sekarang kita tinggal bertiga, pengurangan tu karena dak sesuai pendapatan, terutama listrik lah," jelasnya.
Selain itu, dirinya juga mengungkapkan telah berjualan pakaian secara offline selama belasan tahun dan sudah mulai mencoba berjualan secara online.
"Yang belanja paling ibu-ibu saja bang. Pernah sih coba jualan online juga dan sekarang mau coba-coba juga ke online," ungkapnya.
(*)
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kota Pontianak Hari Ini Di sini
Ajarkan Generasi Muda Paham Berinvestasi, 250 Mahasiwa Hadiri Forum Like It di Pontianak |
![]() |
---|
6 Peristiwa Terpopuler Kalbar! TikToker Rizky Kabah Ditetapkan Tersangka Pelanggaran UU ITE |
![]() |
---|
Tingkatkan Pelayanan, Polda Kalbar Kedepankan Penguatan Pelayanan Medis bagi Personel dan Masyarakat |
![]() |
---|
Kepala BGN Kalbar Dorong Mitra MBG Segera Terbitkan Sertifikat SLHS |
![]() |
---|
Anak Sakit Usai Konsumsi Makanan MBG, Orang Tua Minta Pengawasan Lebih Ketat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.