Dengan Program JKN, Diana Optimis Ada Kesembuhan Untuk Anemianya

Menderita anemia membuat Diana sering dirawat dirumah sakit untuk melakukan transfusi darah...

Editor: Mirna Tribun
TRIBUNFILE/ISTIMEWA
Diana Kristina, salah satu peserta BPJS Kesehatan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin di dalam tubuh lebih rendah atau kurang dari kondisi normal.

Anemia juga sering dianggap sebagai penurunan kemampuan pengangkutan oksigen pada darah.

Gejala yang ditimbulkan dari anemia itu sendiri yaitu lemas, mudah mengantuk, sakit kepala dan lain-lain.

Bahkan tak jarang gusi yang bengkak dan berdarah juga sebagai tanda awal dari adanya anemia.

Seperti kisah yang diceritakan oleh Diana Kristina (37) yang merupakan warga dari Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Menderita anemia membuat Diana sering dirawat dirumah sakit untuk melakukan transfusi darah.

Gandeng Diskominfo, BPJS Kesehatan Cabang Singkawang Perkuat Publikasi Program JKN

Saat ditemui Tim Jamkesnews di Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Sambas, walaupun tengah melakukan tindakan transfusi darah, wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini  tak sungkan membagikan kisahnya.

Ia mengaku sudah setahun terakhir sejak 2022 sampai sekarang, sudah sering dirawat dirumah sakit untuk mendapatkan tindakan transfusi darah.

Dengan ditemani oleh sang suami, ia mengatakan bahwa berkat adanya Program JKN milik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, ia masih memiliki harapan untuk tetap semangat menghadapi anemia yang dideritanya.

"Pertama kali saya tahu kalau saya menderita anemia waktu itu awalnya karena gusi saya sering bengkak dan berdarah. Selain itu, badan  saya suka lemas terus, maunya tidur saja, bahkan memar pada badan juga sering muncul. Berobatlah waktu itu ke puskesmas dan dari hasil laboratorium kata dokter saya terkena anemia kemudian saya di rujuk ke RSUD Sambas untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut," ungkap Diana.

Diana menyebutkan dirinya tak menyangka akan terkena anemia bahkan harus mendapatkan tindakan transfusi darah beberapa kali untuk pengobatannya.

Ia juga mengaku dirinya merasa khawatir jika harus terus menerus melakukan perawatan lewat rawat inap dan rawat jalan.

Mengingat sang suami yang bekerja sebagai petani dengan pendapatan yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, hal ini tentu menjadi beban pikiran untuknya.

"Kalau tidak dibantu dengan program BPJS, saya mungkin tidak akan rutin berobat seperti ini. Biaya keperluan rumah tangga sangat banyak, anak-anak juga pasti perlu biaya untuk sekolah. Untungnya biaya pengobatan dan perawatan ditanggung penuh oleh BPJS. Lega sekali rasanya karena bisa mengurangi beban suami saya untuk menanggung biaya pengobatan saya," tutur Diana.

Diana merupakan peserta Program JKN dari segmen peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau yang lebih dikenal sebagai peserta mandiri.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved