Hingga Agustus 2023, DBD di Sambas Capai 20 Kasus, 1 Pasien Meninggal

Dari 20 kasus yang tercatat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas itu, satu pasien dinyatakan meninggal dunia akibat DBD.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Kompas.com
Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sambas rentang Januari hingga Agustus 2023 berjumlah 20 kasus, Kamis 24 Agustus 2023. 

Dari 20 kasus yang tercatat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas itu, satu pasien dinyatakan meninggal dunia akibat DBD.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr Ganjar Eko Prabowo mengungkapkan, pihaknya pun melakukan tindakan terhadap adanya kasus pasien meninggal dunia akibat DBD.

"Tindakan yang dilakukan terhadap kasus meninggal adalah sebagai berikut, sudah melakukan koordinasi dengan puskesmas wilayah Sambas untuk menindaklanjuti kasus di lapangan," katanya

Dia mengatakan, petugas kesehatan melakukan PE atau Penyelidikan Epidemioologi di sekitar tempat kejadian dengan jarak 100 meter keliling dari titik kasus dan lokasi sekolah.

"Kedua, melakukan penyuluhan disekitar lokasi PE atau rumah dan tempat sekolah," katanya.

Seorang Anak Meninggal Dunia di RSUD Sambas Setelah Terserang DBD

Seorang Pria Lansia di Selakau Sambas Ditemukan Meninggal Tak Wajar di Kebun Karet

Selanjutnya melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan melakukan fogging.

Lebih lanjut, dia mengatakan, penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

"Kasus dapat meningkat pada saat musim hujan disebabkan telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan," katanya.

Lanjut dia, kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit DBD.

"Kelangsungan hidup nyamuk Aedes Aegypti akan lebih lama bila tingkat kelembaban tinggi selama musim hujan dan pada saat terjadi banjir yang menyebabkan genangan air dalam waktu yang lama," tuturnya.

(*)

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved