Ragam Contoh

Contoh Pidato Presiden Jokowi yang Penuh Makna, Cocok untuk Referensi Kerja dan Sambutan

Oleh karena itu, ada baiknya kita membuat pidato sesuai dengan tema dan tujuan yang ingin disampaikan dengan lugas, tepat dan bermakna penting.

Dok. Kompas.com
Presiden Jokowi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Isi pidato yang disampaikan oleh Presiden Jokowi ini bisa menjadi contoh dalam menulis pidato yang baik dan benar.

Pasalnya, dalam penulisan pidato, kita perlu menyiapkan materi dengan matang dan disampaikan dengan lantang.

Guna memotivasi dan menunjang komitmen, serta ajakan dalam kebaikan untuk memajukan suatu negara lewat pengalaman.

Oleh karena itu, ada baiknya kita membuat pidato sesuai dengan tema dan tujuan yang ingin disampaikan dengan lugas, tepat dan bermakna penting.

Berikut contoh pidato dari Presiden Jokowi yang bisa menjad referensi kamu ya, Tribuners!

Pidato HUT RI ke 78 Singkat Berdasar Kata Bijak Pahlawan Bangsa Tentang Kemerdekaan Indonesia

Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi HUT RI ke-78

Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastyastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan

Bapak, ibu, saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, para hadirin yang saya muliakan.

Kita saat ini sudah memasuki tahun politik. Suasana sudah hangat-hangat kuku dan sedang tren ini di kalangan politisi dan parpol. Setiap ditanya capres dan cawapresnya, jawabannya: "Belum ada arahan Pak Lurah." Saya, saya, saya sempat mikir, siapa ini Pak Lurah. Sedikit-sedikit kok Pak Lurah. Belakangan saya tahu yang dimaksud Pak Lurah ternyata Saya.

Ya, saya jawab saja: Saya bukan lurah. Saya adalah Presiden Republik Indonesia. Ternyata, ternyata Pak Lurah itu, kode. Tapi perlu saya tegaskan, saya ini bukan Ketua umum parpol, bukan ketua umum partai politik, bukan juga ketua koalisi partai dan sesuai ketentuan undang-undang yang menentukan capres dan cawapres itu adalah partai politik dan koalisi partai politik. Jadi saya ingin mengatakan itu bukan wewenang saya, bukan wewenang Pak Lurah. Bukan wewenang Pak Lurah, sekali lagi. Walaupun saya paham ini sudah menjadi nasib seorang Presiden untuk dijadikan "paten-patenan" dalam Bahasa Jawa, dijadikan alibi, dijadikan tameng.

Bahkan, walau kampanye belum mulai, foto saya banyak dipasang di mana-mana. Ya saya harus ngomong apa adanya. Saya ke Provinsi A eh ada, ke Kota B eh ada, ke Kabupaten C ada juga. Sampai ke tikungan-tikungan desa saya lihat, ada juga. Tapi, bukan foto saya sendirian. Ada di sebelahnya bareng capres. Ya saya kira menurut saya juga nggak papa, boleh-boleh saja.

Bapak Ibu yang saya muliakan.

Posisi Presiden itu tidak senyaman yang dipersepsikan. Ada tanggung jawab besar yang harus diemban. Banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan dan dengan adanya media sosial seperti sekarang ini, apapun, apapun bisa disampaikan kepada Presiden. Mulai dari masalah rakyat di pinggiran sampai kemarahan, sampai ejekan, bahkan makian dan fitnahan bisa dengan mudah disampaikan dengan media sosial.

Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Firaun, tolol. Ya ndak papa, sebagai pribadi saya menerima saja.

Ide Pidato Amanat Pembina Upacara 17 Agustus 2023 Singkat, Begini Cara Merayakan HUT 78 Kemerdekaan!

Tapi yang membuat saya, saya sedih. Budaya santun dan budi pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang? Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah. Polusi di wilayah budaya ini, sekali lagi polusi di wilayah budaya ini sangat melukai keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia. Memang tidak semua seperti itu. Saya melihat mayoritas masyarakat juga sangat kecewa dengan polusi budaya tersebut. Cacian dan makian yang ada justru membangunkan nurani kita semua, nurani bangsa untuk bersatu menjaga moralitas ruang publik. Bersatu menjaga mentalitas masyarakat sehingga kita bisa tetap melangkah maju, menjalankan transformasi bangsa. Menuju Indonesia Maju. Menuju Indonesia Emas 2045.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved