Layani Ekspor 1,3 Juta Ton Sejak 2020, Midji Minta Terminal Kijing Dukung Bisnis Minyak Sawit Kalbar

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mendorong PT Pelindo untuk mengoptimalkan Pelabuhan Internasional Terminal Kijing, khususnya dalam mendukung ekspor crude palm oil (CPO) di Kalbar.

Sutarmidji menerangkan bahwa core bussiness Kalbar dengan jumlah 7 juta ton adalah CPO.

"Pertama ketika diresmikan itu, crane tidak ada, core bussiness Kalbar dengan 7 juta ton adalah CPO, kenapa ada perusahaan bisa membangun tangki timbun untuk ekspor CPO melalui pipa di dermaga itu, kalau hanya sekadar memfasilitasi dermaga untuk sandar kapal ngisi CPO dari swasta, ngapain Pelindo investasi besar-besar," ujarnya, Jumat 9 Juni 2023.

Kemudian, dirinya berharap Pelindo juga dapat mengutamakan warga setempat untuk bekerja di PT Pelindo khususnya yang tidak memerlukan keahlian khusus.

Namun, Sutarmidji pun meminta pemda setempat untuk ikut aktif dalam hal tenaga kerja ini.

Pihaknya dari Pemprov Kalbar siap membantu apabila diminta.

"Tetapi pemerintah daerahnya juga harus ngotot, tidak hanya ngotot, tetapi apa yang dibutuhkan, kita dari provinsi siap membantu, tetapi bila tidak minta kita juga diam-diam saja," tuturnya.

• Gubernur Kalbar Minta Pelabuhan Kijing Ikut Dorong Ekspor CPO

Sementara berdasarkan data PT Pelindo, Terminal Kijing sejak beroperasi pada tahun 2020, telah melayani ekspor ke 11 negara di dunia dengan jumlah mencapai lebih dari 1,3 juta ton.

Rinciannya pada tahun 2020 selama 4 bulan, Terminal Kijing melayani ekspor 147.948 ton.

Lalu pada tahun 2021 meningkat tajam meningkat menjadi 378.175 ton.

Tahun 2022 kembali meningkat menjadi 387.786, dan terakhir pada tahun 2023 Januari hingga Mei telah mencapai 315.640.

Pada tahun 2023 komoditas ekspor tertinggi yakni RBD Palm Olein dengan total 124.810 Ton, lalu Fatty Acid Methyl Ester total 62.000 ton.

Produk RBD Palm Oil berjumlah 60.943 ton, lalu Palm Kernel Meal Expeller berjumlah 23.111 ton, Palm Fatty Acid Distillate berjumlah 19.938 ton.

Kemudian, Crude Glyceine berjumlah 13.997 ton, dan Palm Methyl Ester berjumlah 7.841 ton.

Selanjutnya, arus pelayaran barang per tahun, curah cair masih menduduki posisi tertinggi dengan jumlah 632.316 ton pada tahun 2023, 644.170 ton pada tahun 2022, 617.310 ton pada tahun 2021, dan 221.191 ton pada tahun 2020.

Lalu, curah kering pada tahun 2023 berjumlah 41.117 ton, pada tahun 2022 berjumlah 23.200 ton, dan pada 2021 berjumlah 33.403 ton.

Kemudian, untuk General Cargo pada tahun 2023 berjumlah 57.257 ton, pada tahun 2022 berjumlah 17.346 ton dan tahun 2022 berjumlah 6.735 ton.

"Sebelumnya, untuk ekspor CPO ini ke Medan atau Belawan saat ini sudah mulai di Terminal Kijing, bahkan Terminal Kijing sudah memakan pasar di Palembang dan Jambi. Artinya dengan adanya Kijing dapat menjadi HAP untuk curah cair," ungkap General Manager PT Pelindo Regional 2 Hambar Wiyadi.

• GAPKI Kalbar Sebut Pelabuhan Kijing Akan Berikan Kemudahan Komoditas Ekspor Kalbar

Saat ini, dikatakan Hambar Wiyadi, juga telah ada sejumlah perusahaan yang tertarik untuk bekerja sama di Terminal Kijing.

Di antaranya Wilmar, Indo-Pasifik dan Apikal.

Selain itu ada perusahaan multinasional yang tertarik untuk bekerja sama dengan Terminal Kijing.

Hambar Wiyadi menyampaikan, dengan semakin banyaknya ekspor dari Terminal Kijing tersebut maka semakin banyak pula untuk pendapatan negara.

"Dengan adanya ekspor di Terminal Kijing ini, pajak ekspor masuk ke negara, multiplier effect banyak, putaran di Terminal Kijing saat ini luar biasa, dan saat ini saja dari Pelindo pajak PBB sudah Rp 5 miliar yang kita setor ke daerah, di luar bisnis yang ada di Kijing," terangnya.

Ia mengatakan, pihak Pelindo pun akan terus meningkatkan infrastruktur di Terminal Kijing untuk menjaga proses bisnis di Terminal Kijing.

Ia lalu menjelaskan, Terminal Kijing didesain untuk memiliki terminal peti kemas, terminal curah kering, terminal curah cair, dan terminal multipurpose dengan pembangunan secara bertahap.

Sebelumnya, Ketua Fraksi PKB DPRD Mempawah Subandio menilai dengan telah beroperasinya Terminal Kijing yang berada di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, belum terlalu dirasa manfaat besarnya bagi masyarakat.

"Kalau kita melihat dengan telah beroperasinya Pelabuhan Pontianak Terminal Kijing di Mempawah, belum terlalu besar manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat kita terutama masyarakat sekitar pelabuhan," ujar Subandio.

Seharusnya kata Subandio, dengan beroperasinya pelabuhan berskala internasional dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat.

"Yang kita lihat saat ini dampaknya belum terlalu dirasakan, seperti tenaga kerja. Padahal yang kita ketahui sudah banyak sekali kapal-kapal yang bersandar, dalam artian kan sudah ada aktivitas," terang Subandio.

Oleh sebab itu, Subandio berharap pemerintah daerah dan pihak terkait harus bisa mengambil terobosan, agar dengan beroperasinya pelabuhan berskala internasional dapat memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat.

Karena yang diketahui lanjut Subandio, proyek pembangunan Pelabuhan Pontianak Terminal Kijing ini harus benar-benar selesai pada tahun 2024 sebelum masa jabatan Presiden Jokowi berakhir.

"Dalam waktu yang masih tersisa dan sedangkan sudah hampir satu tahun sejak diresmikan yakni pada Selasa 9 Agustus 2022. Pemerintah harus ikut andil mencarikan solusi supaya manfaat dari adanya pelabuhan berskala Internasional ini dapat dirasakan oleh masyarakat kita," tutupnya.

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kota Pontianak Hari Ini Di sini