Sudan Perang Saudara, Cerita Anisrullah Mahasiswa Asal Kalbar Momen Perang Hingga Sulitnya Evakuasi

"Alhamdulillah Internet saat itu masih lancar, sehingga kita masih bisa terus komunikasi dengan keluarga, walaupun listrik sering mati," ujarnya.

Penulis: Ferryanto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ferryanto
Anisrullah (23) pemuda Kalbar yang berkuliah di Sudan, saat ditemui di rumahnya, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak. Tribun Pontianak Ferryanto 

Namun, saat ia bersama rekan - rekannya menelusuri informasi, ternyata itu merupakan suara saling tembak dari dua pihak militer yang berperang.

Bahkan Bandara di Ibukota Sudan menjadi medan perang hingga sejumlah pesawat juga hancur.

"Sebelumnya kita tidak pernah melihat ada pesawat tempur, tapi dihari itu lihat Pesawat tempur di Ibukota dan rudal beterbangan. Dan saat itu kan Ramadhan, dan saya bersama sejumlah teman itu ada di salah satu rumah guru, dan termasuk salah satu tempat aman," tuturnya.

Setelah perang pecah ditanggap 15 april 2023, ia bersama yang lain berhasil keluar dari Sudan di hari ke 9, dan semenjak hari pertama KBRI di Khartoum sudah mengeluarkan edaran untuk tetap berada di rumah atau ketempat aman mengamankan diri.

Selama 9 hari sebelum di evakuasi, ia katakan listrik dan air sering mengalami pemadaman.

"Sehari sebelum evakuasi itu sempat ada info genjatan senjata, tetapi walaupun genjatan Senjata itu terdengar suara dentuman dan tembakan," ceritanya.

Suara dentuman bom, desingan peluru, dan suara roket / rudal yang menuju target, selama beberapa hari membuat ia dan lainnya merasa tegang dan khawatir.

Bahkan, getaran akibat ledakan senjata perang sampai terasa di tempatnya mengamankannya diri.

"Alhamdulillah Internet saat itu masih lancar, sehingga kita masih bisa terus komunikasi dengan keluarga, walaupun listrik sering mati," ujarnya.

Awal Proses Evakuasi.

Proses evakuasi WNI di Sudan khususnya dirinya bersama sejumlah mahasiswa lain tidak mudah.

Ia menceritakan proses evakuasi memakan waktu dan energi.

Mulai evakuasi dikatakannya mulai hari ke 9 dari perang, yakni pada senin 24 april 2023, dan proses evakuasi ia katakan ada beberapa jalur dan rute.

Pertama melalui jalur darat menuju Mesir, kedua melalui jalur darat menuju Pelabuhan Sudan dan menyebrangi laut merah ke Arab Saudi, dan ketiga Bandara Sudan.

Sebelumnya pada 23 april 2023, KBRI sempat meminta ia bersama 10 lainnya ke KBRI untuk proses evakuasi, namun hari itu kontak senjata sangat dekat dengan lokasi dirinya sehingga tidak memungkinkan.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved