Pengertian dan Makna Masa Prapaskah

Frater Gregorius Wiro, OFMCap, secara umum menjelaskan Hari Raya Paskah adalah puncak perayaan iman umat Katolik, di mana dalam masa Prapaskah, kita m

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/MARPINA SINDIKA WULANDARI
Frater Gregorius Wiro, OFMCap. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Umat Katolik di seluruh dunia tengah menjalani masa Prapaskah 2023 sebagai peristiwa penyelamatan umat manusia dari dosa oleh Yesus Kristus Sang Juru Selamat.

Masa Prapaskah dimulai dengan diperingatinya Hari Rabu Abu yang jatuh pada tanggal 22 Februari 2023. Setelah Rabu Abu, Umat Katolik juga akan memperingati Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci dan Minggu Paskah.

Selama masa Prapaskah, umat diajak untuk mengenangkan pembaptisan dan melakukan pertobatan. Warna liturgi selama masa Prapaskah adalah ungu, melambangkan pertobatan. Namun, pada Tri Hari Suci atau perayaan wajib selama masa Prapaskah, warna liturgi yang digunakan bukan ungu.

Apa saja pengertian dan makna hari-hari besar tersebut bagi Umat Katolik, berikut penjelasan singkat dari Frater Gregorius Wiro, OFMCap yang mengabdi di Paroki Salib Suci Ngabang, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat.

Frater Gregorius Wiro, OFMCap, secara umum menjelaskan Hari Raya Paskah adalah puncak perayaan iman umat Katolik, di mana dalam masa Prapaskah, kita mengenang dan mengingat kembali peristiwa sengsara Yesus sebagai penebus dosa manusia.

Rabu Abu
Rangkaian peristiwa itu dimulai dari Rabu Abu, yang selalu diperingati pada hari Rabu 40 hari sebelum Hari Raya Paskah (tanpa hari Minggu). Nama Rabu Abu berasal dari pengolesan abu pertobatan di dahi para jemaat disertai dengan ucapan "Bertobatlah dan percayalah pada Injil" atau diktum "Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu".

Abu tersebut berasal dari hasil pembakaran daun palem yang sudah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya.

Kalender April 2023 Cuti Bersama Lebaran Direvisi dan Jadwal Libur Nasional, Paskah Tanggal Berapa?

Pada hari itu umat yang datang ke Gereja, dahinya akan diberi tanda salib dari abu sebagai simbol sebagai tanda kesedihan, penyesalan, dan pertobatan.

Minggu Palma

Frater Gregorius Wiro, OFMCap, menjelaskan, Minggu Palma diperingati umat Katolik sebagai peristiwa saat Yesus masuk ke kota Yerusalem. Masuknya Yesus Kristus ke kota Yerusalem merupakan hal yang istimewa sebelum sebelum Yesus disiksa, mati, dan bangkit dari kematian.

Kebiasaan umat Katolik saat Minggu Palma adalah menerima daun palma dan pada perayaan misa akan dibacakan Injil Kisah Sengsara Yesus saat sebelum perarakan dan sesudah perarakan.

Kamis Putih
Kamis Putih adalah perayaan awal Tri Hari Suci. Hari yang diperingati umat Katolik sebagai momen kebersamaan Yesus dengan para murid di hari-hari terakhirnya dalam bentuk perjamuan terakhir. Pada momen Yesus membasuh kaki para muridnya menandakan kerendahan hati dan melayani sesama.

"Sedangkan bagi para imam, pada perayaan Kamis Putih, para imam akan menerima berkat kembali, yakni disucikan kembali supaya minyak krismanya bisa diberikan kepada umat, " kata Frater Gregorius.

Dalam perayaan Kamis Putih biasanya umat yang datang ke Gereja untuk mengikuti misa juga akan memakai baju putih. Hal itu dikarenakan warna putih memiliki makna kemuliaan.

Selama masa prapaskah umat tidak menyanyikan Alleluia sampai Malam Paskah, begitupula dengan Gloria atau kemuliaan, kecuali pada hari Kamis Putih, Gloria atau kemuliaan dinyanyikan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved