Raya Salsabila Siswi MTs 1 Pontianak Raih Juara MTQ Qatar

Kompetisi Musabaqah Tijan Annur di Qatar yang digelar setiap tahun ini, bertujuan untuk mengkaji dan mendidik anak-anak Qurani dari seantero dunia.

Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
Tribun Pontianak/Nina Soraya
Raya Salsabila menujukkan sertifikat penghargaan dari ajang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Tijan An-Nur di Qatar, Senin 20 Februari 2023. Siswi kelas 8 MTSN 1 Pontianak ini mesti bersaing dengan puluhan qori internasional dari 50 negara dalam perlombaan MTQ di Qatar yang berlangsung pada 8 hingga 17 Februari 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Raya Salsabila, remaja 13 tahun asal Pontianak Kalimantan Barat ini kembali menorehkan prestasi internasional setelah berhasil meraih peringkat keempat dalam ajang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Tijan An-Nur ke 11 di Qatar.

Siswi kelas 8 MTSN 1 Pontianak ini mesti bersaing dengan puluhan qori internasional dari 50 negara dalam perlombaan MTQ di Qatar yang berlangsung pada 8 hingga 17 Februari 2023, dan berhasil lolos diperingkat empat cabang Tilawah.

Adapun peringkat I diraih Erin Zelia Nawawi dari Sumatera Utara (Indonesia), Peringkat II Shihab dari Negara Mesir, peringkat III Zamzam Ardabili dari Banten (Indonesia) dan peringkat IV Raya Salsabila dari Kalbar (Indonesia).

“Rasanya bisa menang sangat tidak menyangka. Allah kasi rezeki ini tentunya sangat bahagia,” ucapnya saat menggelar acara syukuran atas kemenangan tersebut di kediamannya pada Senin, 20 Februari 2023.

Buka MTQ Tingkat Kecamatan Pontianak Barat, Edi Kamtono Harap Kualitas Peserta Meningkat

Di depan para jurnalis yang hadir di kediamannya di kawasan Pontianak Barat, Raya Salsabila menjukkan kebolehannya dalam bertilawah dengan melantunkan ayat suci Al Quran tepatnya surah Al Isra ayat 1-3.

Menurutnya ada perbedaan saat bertanding Tilawah untuk kelas internasional dan nasional.

“Kalau di internasional, juri fokus kepada Makhraj. Sementara di kompetisi nasional cara melantunkan yang berirama jadi poin penilaian,” ujarnya.

Kompetisi Musabaqah Tijan Annur yang digelar setiap tahun ini, bertujuan untuk mengkaji dan mendidik anak-anak Qurani dari seantero dunia.

Mereka adalah qori qoriah berusia 7 hingga 13 tahun yang berasal dari berbagai negara.

Antusiasnya pun luar biasa, terbukti setiap tahun jumlah pesertanya terus bertambah. Tahun ini, peserta yang mendaftar nyaris mencapai angka seribuan qori qoriah dari 50 negara.

Untuk bisa mengikuti tahapan seleksinya, terlebih dahulu Raya membuat video tilawah.

Dari Indonesia, pesertanya mencapai 80 orang qori qoriah remaja yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. 

Penyelenggara di Qatar menyeleksi peserta menjadi 16 besar, setelah sebelumnya menyaksikan penampilan mereka secara zoom di masing-masing negara.

Sebanyak 16 perserta yang lolos seleksi inilah, yang kemudian diundang ke Qatar untuk mengikuti seleksi selanjutnya.

Buka MTQ ke-31 di Sebangkau, Bupati Sambas Satono Salurkan Bantuan Uang dan 1 Ton Beras

Untuk bertanding di Qatar, Raya mengaku hanya menjaga kualitas suara. Bahkan saat berangkat dari Indonesia, ia membawa perbekalan seperti cengkeh, kencur, garam dapur untuk menjaga kualitas suaranya.

“Tidak ada pantangan untuk makan, asal jangan berlebihan,” ucapnya.

Putri pasangan M Juanda dan Yayanti Benu memulai prestasinya di usia 10 tahun. Sebelumnya, ia pernah memenangkan Kompetisi Tartil yang diselenggarkan Darulquran Inggris secara virtual.

Di tingkat nasional pun ia meraih juara Harapan 3 di ajang MTQ Nasional Banjarmasin.

Raya sendiri mengaku membaca Al-Quran sudah menjadi hobi sedari kecil. Namun, sebagai remaja di era serba digital, ia pun tak ketinggalan juga aktif di media sosial seperti teman-teman sebayanya.

Yayanti Benu menuturkan telah mengarahkan putrinya untuk fokus menjadi qoriah dari kelas 2 SD. Bahkan ia menitipkan sang putri untuk belajar pada Qoriah internasional asal Kalbar Hj Dahlia Ahmad.

“Pertama kalinya mulai ikut lomba tahun 2019 lalu dari tingkat kecamatan. Alhamdulillah terus menuai prestasi. Moga nanti ada banyak bakat-bakat seperti Raya dari Pontianak yang ikut mengharumkan nama Kalbar dan Indonesia,” katanya.

Yayanti menjelaskan bakat mengaji sang anak pun sebenarnya telah dimiliki dari keluarga besar.

Pasalnya tante dari Raya yakni Kasmati Kasno pernah menjadi peserta MTQ pertama kali mewakili Kalbar di tingkat nasional pada tahun 1968.

Bahkan kompetisi MTQ kala itu tidak memiliki kategori kelas anak-anak dan dewasa, Kasmati Kasno yang baru berusia 15 tahun turut bersaing dengan peserta dewasa.

Dari pihak keluarga besar, lanjut Yayanti, berharap stakeholder terkait bisa menaruh perhatian pada talenta muda berprestasi seperti Raya Salsabila.

Diharapakan ke depannya akan ada sosok lainnya yang juga muncul dan diperhatikan oleh pemda untuk bisa menorehkan prestasi di ajang internasional.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved