Kembali Pimpin MUI Kalbar, Basri Har Prihatin Maraknya Aliran Sesat
Ini merupakan hasil Musyawarah Daerah (Musda) IX Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Barat
Penulis: Ramadhan | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalbar masa khidmat 2023-2028 kembali dipimpin Drs KH Basri Har dan Sekretaris MUI Kalbar H Muhammad Sani.
Ini merupakan hasil Musyawarah Daerah (Musda) IX Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Barat yang digelar selama tiga hari di Rumah Budaya Melayu Kabupaten Mempawah, yang berakhir pada Minggu 12 Februari 2023.
Musda IX MUI Kalbar dibuka oleh Gubernur Kalbar Sutarmidji dan secara resmi ditutup Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan, kemarin. Turut hadir Bupati Mempawah Erlina, Wakil Bupati Muhammad Pagi, Sekda Mempawah Ismail, Ketua/Pimpinan Ormas Islam, pengurus MUI dari 14 kabupaten/kota, para ulama, habaib, ustaz, dan tamu-tamu lainnya.
Ketua MUI Kalbar, Drs KH Basri Har, yang juga ketua pada masa khidmat sebelumnya, mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada dirinya kembali memimpin MUI Kalbar masa khidmat 2023-2028.
"Dari Musda IX MUI Kalbar kita telah menyepakati beberapa hal antara lain pokok-pokok program MUI Kalbar untuk masa khidmat 2023-2028," ujarnya.
• Kembali Pimpin MUI Kalbar, Berikut Pesan-pesan Khusus Drs KH Basri Har
• Bupati Erlina Berikan Ucapan Selamat Kepada Drs KH Basri Har Kembali Pimpin MUI Kalbar
Dirinya mengatakan, amanah yang akan diemban ke depan tentunya banyak tantangan.
"Akan tetapi kepada para pengurus ibu-bapak sekalian mari kita berkomitmen bahwa amanah ini adalah amanah yang suci, yang mulia, untuk memberikan pelayanan kepada umat, dalam rangka kita memberikan perlindungan kepada umat kita," terangnya.
"Permasalahan keagamaan, permasalahan kemasyarakatan yang dihadapi ke depan tentunya membutuhkan komitmen sinergi bersama. Peran aktif kita yang lebih konstruktif dari seluruh jajaran pengurus MUI Kalbar masa khidmat 2023-2028," tambahnya lagi.
Dirinya menyebut, persoalan dan permasalahan yang dihadapi Majelis Ulama Indonesia cukup kompleks, cenderung merambah di tengah-tengah masyarakat ataupun di tengah-tengah umat.
"Tentunya yang paling memprihatinkan masalah pornoaksi, pornografi. Dan yang lebih memprihatinkan adalah seringnya kita temukan muncul aliran-aliran yang nyaris sesat dan menyesatkan," terangnya.
Oleh sebab itu, ia mengatakan, berbagai permasalahan umat merupakan PR bersama untuk bisa mencegah dan menekan agar tidak ada aliran-aliran yang nyaris sesat dan menyesatkan.
Dirinya yakin hal tersebut tidak akan berat apabila bisa bersinergi bersama antara MUI dan pemerintah daerah.
"Apabila kita bisa bersinergi dengan baik, insyaallah umat dan bangsa kita juga akan baik," terangnya.
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News
Suluh Budaya Kalbar 2025 Bawa Pulang Piala, Harmoni Etnis Menyatu di Temu Karya Nasional |
![]() |
---|
Ketua PGRI Kalbar : Kesejahteraan Guru Jangan Jadi Korban Program MBG |
![]() |
---|
Empat Saksi Diperiksa, Polisi Tetapkan Satu Tersangka Kasus Dua Mayat di Singkawang |
![]() |
---|
Banjir Rendam 9 Desa di Melawi, 920 KK Terdampak |
![]() |
---|
Plt Kasat Tahti Ipda Sumartian Pastikan Rutan Polres Mempawah Bebas Barang Terlarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.