Natal dan Tahun Baru
Natal Bersama Narapidana Lapas Pontianak, Uskup Ajak Umat Merendahkan Diri Demi Perdamaian
Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus, Pr merayakan Misa Natal bersama narapidana atau warga binaan di Lapas kelas II A Pontianak.
Dalam kesempatan itu pula untuk pertama kalinya setelah sekian kali pelayanan di Lapas dewasa itu Uskup Agustinus baru mendapat sambutan dan sapaan terima kasih dari Kalapas di Lapas Kelas II A Pontianak.
Inti Natal Adalah Tuhan Mencintai Kita
“Saya tidak punya apa-apa, tapi kehadiran saya lah yang bisa saya persembahankan untuk kalian disini,” kata Uskup dalam Pengantar awal perayaan misa Natal kepada 146 wargabinaan Lapas Dewasa Kristiani, diantaranya ada 86 orang yang beragama Katolik.
Kita semua “Camat”
Petugas Lapas II A Pontianak, Natalis Kuwin (29) yang kurang lebih 5 tahun bertugas di Lapas Dewasa Kelas II A Pontianak, menyampaikan saat ini terdapat 1056 wargabinaan permasyarakatan dan 146 orang diantaranya adalah kristiani.
Menurut Kuwin, pelayanan ini memang dirindukan oleh wargabinaan, sebab yang saat ini mereka butuhkan adalah sapaan dari orang-orang tak sekedar hadiah atau pemberian namun kehadiranlah yang menjadi kerinduan wargabinaan.
Sekilas dalam homili Uskup Agustinus disampaikan bahwa semua manusia yang ada di dunia ini adalah “Camat” alias calon mati.
Ia menuturkan waktu covid19 ada salah satu kampung di Mandor yang hilang penciuman, kemudian satu kampung itu tetap bekerja di ladang, kemudian sedikit minum arak dan dalam tempo 5 hari saja semua yang diduga covid sembuh total.
Bapa Uskup juga mengambil pengalaman tentang kenalannya yang notabene adalah orang kaya.
Segala-galanya ada tersedia, namun saat terkena covid19 nyawanya tak tertolong.
“Ini tandanya apa? Sekalipun kondisi serba ada bahkan sebaliknya, jika Tuhan berkehendak lain maka kehendak-Nya lah yang terjadi,” ujarnya.
Dalam natal 2022 ini, kembali lagi wargabinaan diajak untuk menyadari bahwa kebenaran hanya bisa didapatkan dan diperoleh dengan percaya bahwa Tuhan-lah yang berkuasa atas hidup manusia.
Maka dalam mencapai kebenaran sejati itu seperti yang diteladankan oleh 3 raja dari Timur umat harus berjalan bersama.
Uskup Agustinus mengakui bahwa secara hukum ia tidak bisa bebaskan anak-anaknya dalam Lapas Dewasa itu, tapi paling tidak kehadirannya itu adalah bentuk gereja dalam mewakili dan mendampingi anak-anaknya sebagai status ‘wargabinaan’.
“Mari berjalan bersama mengatasi kesulitan. Jangan sendiri-sendiri,” tutup Uskup Agustinus.
• Doa Tahun Baru 2023! Doa untuk Kebiasaan Kita Menurut Kristen Katolik
(*/Samuel- Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak )
[Cek Berita dan informasi seputar Natal dan Tahun Baru klik Di Sini]