Ekonomi Kalbar Alami Pertumbuhan di Triwulan III 2022, Bagaimana Cara Menjaga Momentumnya?

Ekonomi Kalimantan Barat mengalami pertumbuhan yang impresif pada Triwulan III 2022, bahkan mampu mencapai angka di atas pertumbuhan nasional.

Istimewa
Kepala Bidang PPA II Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Barat 

Visi pembangunan daerah Kalimantan Barat yang tertuang dalam RPJMD 2018-2023 adalah Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan. Di antara beberapa tujuan pembangunan yang terkait langsung dengan kesejahteraan masyarakat adalah meningkatnya derajat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan meningkatnya perekonomian masyarakat yang merata melalui pengurangan kemiskinan dan pengangguran.

Salah satu indikator kualitas sumber daya manusia adalah indeks pembangunan manusia (IPM). Menurut UNDP Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran pencapaian rata-rata dalam pembangunan manusia yaitu panjang umur dan sehat, tingkat pendidikan dan memiliki standar hidup yang layak. Pada tahun 2022 Kalimantan Barat mencapai IPM sebesar 68,63. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian nasional sebesar 72,91.

Lebih lanjut jika dibandingkan dengan angka regional Kalimantan, capaian Kalimantan Barat berada di urutan paling bawah, capaian IPM provinsi lain di regional Kalimantan di atas angka 71. Capaian IPM Kalimantan Barat diklasifikasikan sebagai capaian sedang, namun demikian terjadi peningkatan dari tahun ke tahun.

Kesejahteraan suatu masyarakat juga dapat dilihat dari tingkat kemiskinan. Menurut data BPS angka kemiskinan di Kalimantan Barat per 31 Maret 2022 sebesar 6,73 persen atau sebanyak kurang lebih 350 ribu penduduk Kalimantan Barat dikategorikan sebagai penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Jika dibandingkan dengan angka nasional persentase penduduk miskin di Kalimantan Barat lebih rendah. Penurunan jumlah penduduk miskin mengindikasikan keberhasilan pembangunan ekonomi.

Penurunan angka kemiskinan juga dIIkuti dengan adanya peningkatan daya beli petani yang tercermin dari perbaikan nilai tukar petani (NTP). NTP mengalami lonjakan yang sginifikan di awal tahun 2022, hal ini disebabkan meningkatnya harga komoditas hasil pertanian di Kalbar. 

Namun pada mulai bulan Mei mengalami penurunan sampai dengan bulan Juli, hal ini disebabkan menurunnya harga sawit yang merupakan komoditas unggulan di Kalbar. Seiring dengan meningkatnya permintaan sawit dunia dan domestik maka harga sawit mulai meningkat dan ini mendongkrak angka NTP di Kalimantan Barat.

Jadwal SIM Keliling dan Samsat Keliling Bulan Desember 2022, Berikut Cara Bayar Pajak di Bank Kalbar

Menjaga Pertumbuhan

Untuk bisa menjaga agar ekonomi di Kalimantan Barat masih bisa tumbuh maka dapat ditinjau dari dua sisi yaitu sisi produksi dan pengeluaran. Seperti diketahui, dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi didukung oleh konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan nett ekspor. 

Untuk bisa menjaga tingkat konsumsi rumah tangga dapat dilakukan dengan menjaga daya beli masyarakat. Untuk bisa menjaga daya beli masyarakat dapat dilakukan dengan mengendalikan harga barang dan menjaga kemampuan daya beli masyarakat.

Seperti diketahui pada awal bulan September 2022 Pemerintah Indonesia resmi menyesuaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, hal ini disebabkan karena meningkatnya beban subsidi energi yang harus ditanggung pemerintah. 

Kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut mengakibatkan adanya kenaikan harga-harga barang yang dikonsumsi masyarakat. Kenaikan harga barang tentunya akan mempengaruhi konsumsi masyarakat. 

Oleh sebab itu agar kenaikan harga barang masih bisa dikendalikan untuk bisa dikonsumsi masyarakat maka pemerintah bekerja sama dengan otoritas moneter membuat kebijakan pengendalian harga. Pada bulan September 2022, inflasi Kalimantan Barat tercatat sebesar 1,57 persen. 

Capaian inflasi yang tinggi tersebut dikarenakan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi. Jika dibandingkan dengan bulan Agustus Kalbar mengalami deflasi sebesar 0,07 persen. Kenaikan harga barang ini tentunya akan mempengaruhi kemampuan konsumsi masyarakat.

Untuk menjaga mengendalikan inflasi guna menjaga kemampuan konsumsi masyarakat pemerintah melaksanakan program gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP) melalui tim pengendali inflasi baik pusat dan daerah. 

Beberapa aksi nyata gerakan ini di Kalimantan Barat antara lain operasi pasar dan pasar murah, bantuan alat produksi pertanian dan sarana produksi pertanian, bantuan bibit, serta kerja sama antar daerah dalam pengendalian inflasi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved