Hasil Langsung Presidensi G20, Pariwisata Bali Kembali Bergeliat

Perekonomian Bali yang terpuruk akibat minimnya kunjungan wisatawan karena pandemi, perlahan namun pasti kembali bangkit.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Nasaruddin
Suasana diskusi Hasil Presidensi G20 Indonesia di Intercontinental, Jimbaran, Bali, Rabu 7 Desember 2022. Gelaran KTT G20 di Bali meningkatan geliat perekonomian Bali yang sempat minus akibat pandemi. Tribun Pontianak/Nasaruddin 

"Dalam jangka menengah, peningkatan kegiatan ekonomi tersebut diproyeksikan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sebesar 33.000 tenaga kerja dan memberi sinyal positif bagi masyarakat," katanya.

Penyelenggaraan Presidensi G20 oleh Indonesia tahun 2022 diestimasikan mampu memberi manfaat ekonomi 1,502 kali lebih besar dari forum pertemyan IMF-WB yang diselenggarakan Indonesia tahun 2018.

Presidensi G20 diestimasikan akan meningkatkan PDB nasional sebesar Rp7,43 triliun.

Dalam jangka panjang, keketuaan Indonesia di G20 dalam meningkatkan kerjasama multilateralime yang bermanfaat bagi pembangunan Indonesia.

Analytical Hierarchy Process memperlihatkan bahwa forum G20 adalah kerjasama multilateral paling strategis dengan nilai 65.1 persen.
Urutan ini diikuti oleh OECD dengan nilai 20,5 persen dan Kerjasama Selatan Selatan dan Triangular (KSST) dengan nilai 14.4 persen.

Forum G20 unggul di semua aspek kriteria kecuali pada aspek biaya.

Kerja sama dalam G20 yang anggotanya merupakan ekonomi terbesar dari seluruh kawasan di dunia dapat mendorong kerjasama antar-kawasan.

Sebagai Presiden G20 tahun 2022, Indonesia dapat mengusung isu-isu strategis dengan menyelaraskan agenda kerja sama dalam G20 dengan arah kepentingan negara melalui agenda setting.

Berdasarkan hasil Pairwise comparison, isu strategis yang harus muncul dalam forum G20 adalah infrastruktur, regulasi keuangan, perubahan iklim serta isu ketimpangan dan kemiskinan.

Keketuaan Indonesia di G20 juga memberi manfaat di bidang perdagangan dan investasi.
"Sumber investasi dunia berasal dari Jepang, China, US, dan Uni Eropa yang semuanya anggota G20," ungkapnya.

Negara-negara anggota G20 menguasai 80 persen perekonomian dunia, 79 persen perdagangan dunia dan mewakili 60 persen penduduk dunia, sehingga forum ini dipandang signifikan dan sistemik.

Peningkatan aktivitas perdagangan dan investasi melalui keterlibatan Indonesia di G20 pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang dibutuhkan di tengah upaya Indonesia untuk melepaskan diri dari middle income trap.

Kerjasama perdagangan dan investasi dapat difokuskan pada keunggulan komparatif Indonesia yang dapat diidentifikasikan melalui indeks Revealed Comparative Advantage (RCA).

Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved