Hasil Langsung Presidensi G20, Pariwisata Bali Kembali Bergeliat

Perekonomian Bali yang terpuruk akibat minimnya kunjungan wisatawan karena pandemi, perlahan namun pasti kembali bangkit.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Nasaruddin
Suasana diskusi Hasil Presidensi G20 Indonesia di Intercontinental, Jimbaran, Bali, Rabu 7 Desember 2022. Gelaran KTT G20 di Bali meningkatan geliat perekonomian Bali yang sempat minus akibat pandemi. Tribun Pontianak/Nasaruddin 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BALI - Presidensi G20 Indonesia tak sekadar berhasil mengesahkan Deklarasi Pemimpin G20 atau G20 Bali Leaders Declaration. Di balik itu, KTT G20 yang digelar di Bali juga membuat pariwisata di tanah dewata kembali bergeliat.

Perekonomian Bali yang terpuruk akibat minimnya kunjungan wisatawan karena pandemi, perlahan namun pasti kembali bangkit.

"KTT G20 yang digelar di Bali jelas berpengaruh ke pariwisata Bali. Selain peserta, turis juga semakin banyak datang ke Bali," kata Putu Eri, tour guide yang menemani peserta Diseminasi Presidensi G20 napak tilas ke sejumlah tempat yang dikunjungi kepala negara G20 sepeti Tahura Ngurah Rai dan GWK Cultural Park, Kamis 8 Desember 2022.

Bli Eri mengatakan, selama dua tahun terjadinya pandemi, kunjungan wisatawan ke Bali sangat minim. Padahal pariwisata merupakan mata pencaharian utama masyarakat.

"Orang mau ke Bali juga susah. Selain tiket mahal, tesnya juga lebih mahal dari tiket. Sebagai warga Bali, kita benar-benar merasakan dampak itu," ceritanya.

Diskusi Hasil Presidensi G20 di Bali

Kelonggaran aturan yang dikeluarkan pemerintah setelah pandemi agak mereda, membuat perubahan ke arah normal. Wisatawan mulai berdatangan. Perekonomian Bali akhirnya kembali tumbuh.

"Kemudian pemerintah menggelar G20 di Bali, sehingga saya dan teman-teman yang lain bisa kembali bekerja," katanya seraya tertawa.
Dampak presidensi G20 terhadap perekonomian Bali juga disampaikan Arditya Dinar Fiskiawan dari Bank Indonesia.

Menurutnya, saat meeting pertama rangkaian G20 pada Desember 2021, kondisi Bali masih sepi. Okupasi-okupasi hotel masih kecil sekali.
"Saya ingat ketika survei itu, satu hotel itu mungkin isinya cuman kami saja. 15, 20 orang. Padahal total kamarnya untuk 400-500 orang. Jadi kondisinya sangat-sangat menurun sekali dibanding kondisi normal. Kondisi hotel juga masih kurang terurus. Semak belukar tinggi," ceritanya.

Pertemuan pertama G20 tingkat deputi di 2021 itu, menurut Dinar, menjadi pertaruhan. Keberhasilan di pertemuan pertama ini akan membentuk persepsi positif dari stake holder.

"Jadi Desember itu merupakan pertaruhan, sebenarnya. Kita bisa melaksanakan atau tidak. Ketika kita bisa melaksanakan di bulan Desember itu mengcreate sebuah persepsi positif dari stake holder. Bahwa Indonesia bisa melaksanakan sebuah event berskala internasional di tengah pandemi," katanya.

Dirinya bersyukur, semua rangkaian G20 di Bali bisa terlaksana sukses.

Menurutnya, hal ini menjadi modal bagi Indonesia untuk menggelar pertemuan-pertemuan internasional selanjutnya, juga meningkatkan kunjungan wisata.

"Kehadiran peserta G20 secara fisik itu menjadi promosi bagi kita. Ini sebagai modal kita untuk meningkatkan devisi dari adanya kunjungan-kunjungan. Tak hanya Bali, tapi juga semua daerah di Indonesia," katanya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali, Trisno Nugroho mengatakan, G20 adalah berkah untuk Bali. Sebab 20 tahun yang akan datang, G20 belum tentu digelar di tempat yang sama.

Selain itu, puncak G20 menyumbang 1 persen PDB Bali.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved