Disbunnak Dorong Implementasi Program Integrasi Sawit dan Sapi di Kalbar

Kita harus bersyukur karena Kalbar memiliki lahan sawit yang luas, dan ini sumber pakan berkualiatas yang ada di depan mata.

Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
Tribun Pontianak/Nina Soraya
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar Muhammad Munsif menjelaskan soal Implementasi program Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska) di Kalbar dalam Tribun Pontianak Official Podcast atau Triponcast pada Sabtu 10 Desember 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat (Disbunnak Kalbar) terus mendorong Implementasi program Sistem Integrasi Sawit dan Sapi (Siska) di Kalbar.

Kepala Disbunnak Kalbar, Muhammad Munsif menjelaskan untuk Kalbar tersedia pasokan sapi sebesar 150-an ribu ekor.

Kalbar setiap tahunnya masih harus menambah pasokan dari luar Kalbar sebesar 22 ribu-25 ribu ekor.

“Inspirasi program ini dari sini. Kita perlu ada peternakan sapi untuk menambah pasokan daging sapi potong di Kalbar.

Sementera peternakan sapi yang sukses itu sangat ditentukan oleh ketersedian pakan berkualitas.

Kita harus bersyukur karena Kalbar memiliki lahan sawit yang luas, dan ini sumber pakan berkualiatas yang ada di depan mata,” jelasnya dalam Triponcast dengan tema Implementasi Siska di Kalbar pada Sabtu 10 Desember 2022. 

Rangkul Perusahaan Sawit di Kalbar Lakukan Pengisian Formula Perhitungan Emisi GRK


Lanjutnya di Kalbar memiliki 2,1 juta lahan sawit dan 540 ribu hektare areal sawit ini milik pekebun swadaya.

Jika program ini diarahkan untuk pekebun swadaya, maka jika ini digarap a akan menjadi luar biasa.

“Ini akan menjadi solusi untuk menambah populasi sapi di sini dan sekaligus mengatasi masalah kekurangan daging.

Kemungkinan kita menjadi provinsi yang bisa ekspor (daging sapi) baik itu ke Jakarta maupun ke Serawak, Malaysia. Bahkan beberapa negara yang tergabung di BIMP-EAGA masih mengalami kekurangan stok,” paparnya.

Kadis Perkebunan dan Pertanian Kalbar Sebut Kebutuhan Sapi Naik, Munsif: Kita Masih Harus Impor

Menurutnya beberapa kabupaten sangat potensi untuk dikembangkan Siska.

Seperti di Ketapang yang hampir 35 ribu ekor sapi berada di sana. Lalu di Meliau dan Mukok di Kabupaten Sanggau, Kabupaten Melawi, Sintang dan Sambas.

Dia berharap potensi besar ini bisa dimanfaatkan oleh BUMDes yang berada di desa yang mengembangkan sawit.

Diperkirakan ada 1900 desa yang berpotensi untuk mengembangkan usaha peternakan sapi.

“Kita tidak perlu bikin desa wisata seperti di Jawa. Kalau ternyata potensi kita adalah kebun sawit, maka kita bisa gunakan ini untuk pengembangan usaha peternakan sapi, misal untuk pengemukkan sapi atau pun pembiakan sapi,” ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved