Lokal Populer

Kembangkan Kompetensi Diri Hadapi Perubahan Dalam Dunia Pendidikan

Ishak mengingatkan, guru jangan terlena dengan posisi nyaman (comfort zone). Harus aktif dan semangat dalam meningkatkan kompetensi.

Penulis: Ramadhan | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa/File Pribadi Rudiansah
Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Mempawah, Rudiansah. (Dok. Istimewa/File Pribadi Rudiansah) 

"Pendidikan pertama dan utama itu adalah orangtua. Orangtua menjadi guru utama dalam keluarga. Rumah adalah madrasah pertama bagi buah hati kita," terang Rudiansah.

Rudi menambahkan, orangtua tidak boleh berlepas diri menyerahkan pendidikan anaknya kepada guru di sekolah. Orangtua harus menjadi guru dan menjadi teladan dalam pembentukan karakter anak-anak di lingkungan keluarga.

Di samping itu, menurut Rudi, peran guru di madrasah atau sekolah juga sangat strategis dalam menciptakan generasi bangsa yang berkualitas dan unggul.

"Kualitas dan kuantitas belajar peserta didik di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara peserta didik di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas," ungkap Rudi.

Rudiansah berpendapat, guru merupakan sebagai fasilitator. Guru memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.

"Selain itu guru juga sebagai mediator. Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan sebagai alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved