Khazanah Islam
Isi Perjanjian Hudaibiyah, Nota Perdamaian Antara Nabi Muhammad SAW dan Kafir Quraisy
Namun pasukan tidak berhasil menemukan Rasulullah Saw dan sahabat-sahabatnya, karena Rasulullah SAW mengunakan jalan lain menuju Makkah.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pada tahun ke-6 hijriah Nabi Muhammad bermaksud ke Makkah untuk melakukan ibadah haji ke Kabah bersama 1.400 orang kaum muslimin.
Kedatangan Rasulullah SAW dan para sahabatnya itu diketahui oleh kaum kafir Mekkah.
Mereka kemudian mengirim pasukan di bawah pimpinan Khalid bin Walid agar menghadang kaum muslimin di tengah jalan.
Namun pasukan tidak berhasil menemukan Rasulullah Saw dan sahabat-sahabatnya, karena Rasulullah SAW mengunakan jalan lain menuju Makkah.
Sebelum tiba di Makkah, Rasulullah berkemah di Hudaibiah.
Beberapa kilometer dari Makkah.
• Piagam Madinah, Upaya Nabi Muhammad SAW Menegakkan Perdamaian dengan Masyarakat di Luar Islam
Kemudian Rasulullah mengutus Usman bin Affan untuk menemuai kaum kafir Quraisy di Makkah dan menyampaikan tujuan kedatangan Rasulullah ke Makkah untuk beribadah haji.
Namun sahabat Utsman lama tidak kembali. Tersiar kabar bahwa sahabat Utsman dibunuh kafir Quraiys.
Rasulullah pun mengumpulkan sahabat di bawah pohon dan menanyakan kesediaan mereka untuk selalu setia bersama Rasulullah dan tidak akan meninggalkan beliau.
Peristiwa ini disebut baiat ridwan.
Para sahabat bersumpah setia membela Rasulullah Saw sampai titik darah penghabisan.
Mendengar sumpah setia sahabat kepada Rasulullah SAW kaum kafir bergetar ketakutan.
Mereka melepaskan sahabat Ustman dan mengutus Suhail bin Amr menemui Rasulullah SAW untuk berdamai.
Permintaan damai itu diterima Rasulullah SAW yang diwujudkan dalam bentuk perjanjian tertulis.
Pada awalnya para sahabat menolak perjanjian tersebut karena kaum kafir Quraisy mencoret lafadz bismilillahirrahmanirrahim dan Muhammad Rasulullah.