Doa Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 1 November 2022, Tuhan ingin Para Pengikut-Nya Bahagia
Lihat bacaan renungan harian Katolik Selasa 1 November 2022 2022 hari Minggu biasa XXXI dengan bacaan injil diambil dari Mat 5:1-12a.
Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah,karena besarlah ganjaranmu di surga.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
• Renungan Harian Katolik Senin 31 Oktober 2022, Kerendahan Hati Kunci Hidup Bersama
Pada akhir tahun ini, baiklah kita mencoba mawas diri.
Bila sampai saat ini kita masih diberi hidup dan kesehatan, nyatalah besar anugerah dan sayang-Nya atas kita.
Dalam pelayanan Yesus, tidak semua orang yang telah menerima pertolongan-Nya akan menjadi murid atau pengikut-Nya.
Pengikut Tuhan memiliki ciri yang jelas karena Ia membuat berbagai tuntutan yang tinggi dan harus terjelma dalam hidup orang yang menanggapi-Nya.
Pola hidup baru. Tuhan ingin para pengikut-Nya bahagia. Itu pasti!
Namun kebahagiaan itu dikaitkan dengan mutu manusianya, bukan apa yang dimilikinya.
Kebahagiaan diawali pertobatan, yaitu perpalingan hidup dari perbuatan, kebiasaan, budaya salah dan lain sebagainya.
Kesadaran akan betapa miskinnya kita di hadapan Allah, menjadi titik tolak dari proses pemuridan selanjutnya, yang kelanjutannya masih perlu kita tapaki.
Semakin dekat Dia semakin kita mirip Dia dan sifat-sifat-Nya.
Lemah lembut bukannya keras, lapar dan haus akan kebenaran bukannya kecemaran, murah hati bukannya kikir atau tamak, berhati murni, juru damai.
Itulah jalan bahagia, jalan penuh tuntutan harga namun juga jalan hidup sepenuhnya dalam pembentukan Tuhan.
Sumber: thekatolik.com
(*)
[Update informasi seputar Katolik]
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News