Doa Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 1 November 2022, Tuhan ingin Para Pengikut-Nya Bahagia
Lihat bacaan renungan harian Katolik Selasa 1 November 2022 2022 hari Minggu biasa XXXI dengan bacaan injil diambil dari Mat 5:1-12a.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Lihat bacaan renungan harian Katolik Selasa 1 November 2022 2022 hari Minggu biasa XXXI.
Lihat bacaan pertama bacaan injil dan Mazmur tanggapan renungan harian Katolik Selasa 1 November 2022.
Lihat bacaan pertama diambil dari Why 7:2-4.9-14, bacaan kedua diambil dari 1Yoh 3:1-3 dan bacaan injil diambil dari Mat 5:1-12a.
Sementara Mazmur tanggapan 19:2-3.4-5 dan bait pengantar injil: Alleluya.
• Renungan Harian Katolik Senin 31 Oktober 2022, Kerendahan Hati Kunci Hidup Bersama
Lihat bacaan pertama Why 7:2-4.9-14
Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya; mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.
Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat muncul dari tempat matahari terbit.
Ia membawa meterai Allah yang hidup.
Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya.
“Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!”
Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya,dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.
Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru, “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!”
Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada di sekeliling takhta itu.
Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah sambil berkata, “Amin!
Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur, hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!”
Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, “Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu, dan dari manakah mereka datang?”
Maka kataku kepadanya, “Tuanku, Tuan mengetahuinya!”
Lalu ia berkata kepadaku, “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar!
Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6
Ref: Inilah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya.
Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Lihat bacaan kedua 1Yoh 3:1-3
Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Saudara-saudara terkasih, Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita sungguh anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
Saudara-saudaraku yang kekasih,sekarang kita ini sudah anak-anak Allah,tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata.
Akan tetapi kita tahu bahwa,apabila Kristus menyatakan diri-Nya,kita akan menjadi sama seperti Dia,sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya,ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait pengantar injil Mat 11:28
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Lihat bacaan injil Mat 5:1-12a
Bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga.
Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki lereng sebuah bukit.
Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya.
Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah,karena besarlah ganjaranmu di surga.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
• Renungan Harian Katolik Senin 31 Oktober 2022, Kerendahan Hati Kunci Hidup Bersama
Pada akhir tahun ini, baiklah kita mencoba mawas diri.
Bila sampai saat ini kita masih diberi hidup dan kesehatan, nyatalah besar anugerah dan sayang-Nya atas kita.
Dalam pelayanan Yesus, tidak semua orang yang telah menerima pertolongan-Nya akan menjadi murid atau pengikut-Nya.
Pengikut Tuhan memiliki ciri yang jelas karena Ia membuat berbagai tuntutan yang tinggi dan harus terjelma dalam hidup orang yang menanggapi-Nya.
Pola hidup baru. Tuhan ingin para pengikut-Nya bahagia. Itu pasti!
Namun kebahagiaan itu dikaitkan dengan mutu manusianya, bukan apa yang dimilikinya.
Kebahagiaan diawali pertobatan, yaitu perpalingan hidup dari perbuatan, kebiasaan, budaya salah dan lain sebagainya.
Kesadaran akan betapa miskinnya kita di hadapan Allah, menjadi titik tolak dari proses pemuridan selanjutnya, yang kelanjutannya masih perlu kita tapaki.
Semakin dekat Dia semakin kita mirip Dia dan sifat-sifat-Nya.
Lemah lembut bukannya keras, lapar dan haus akan kebenaran bukannya kecemaran, murah hati bukannya kikir atau tamak, berhati murni, juru damai.
Itulah jalan bahagia, jalan penuh tuntutan harga namun juga jalan hidup sepenuhnya dalam pembentukan Tuhan.
Sumber: thekatolik.com
(*)
[Update informasi seputar Katolik]
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News