Lokal Populer

Serangan Stroke yang Mendadak Mengakibatkan Kematian, Cacat Fisik dan Mental

Word Stroke Day 2022 yang jatuh pada tanggal 29 Oktober mengusung tema 'precious time' continued focus on stroke symptoms awarness

TRIBUNPONTIANAK/MASKARTINI
Peringatan Word Stroke Day 2022, Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) bekerjasama dengan SMF Saraf RSUD dr Soedarso menggelar rangkaian kegiatan Senam Sehat Pencegahan Stroke, Seminar awam di Gedung Rawat Jalan lantai 1 RSUD dr Sudarso, Jumat 28 Oktober 2022. 

Berdasarkan hasil dari Riskesdas 2013, prevelensi penyakit stroke di Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi yang ter diagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas sebesar 43,1 persen dan terendah pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun yaitu sebesar 0,2 persen.

Sementara prevalensi stroke berdasarkan jenis kelamin lebih banyak jenis kelamin laki-laki dengan persentasi 7,1 persen dibandingkan dengan perempuan yang hanya 6,8 persen.

"Penyebab dari serangan stroke sendiri sebetulnya karena pasien sudah mengalami faktor risiko, seperti darah tinggi, kadar gula darah yang sangat tinggi, kadar kolesterol dalam darah yang tidak terkontrol, kemudian ada faktor resiko merokok, obesitas, gangguan jantung berupa gangguan irama jantung lainnya kemudian ada keterlibatan pemakaian obat-obat yang obat-obat yang terlarang. Mulai lah cek kadar gula sekarang, jika tinggi nanti cek lagi 3 bulan lagi, jadi harus segera waspada," ujarnya.

Kejadian stroke kata Shinta harus dikenali sesegera mungkin karena merupakan suatu serangan otak yang merupakan ke gawatdaruratan pembuluh darah otak.

Penanganannya pun perlu dilakukan sedini mungkin agar tidak menimbulkan gejala sisa baik berupa kelainan neurologis maupun koqnisi.

Pencegahan harus dilakukan baik secara primer yaitu pencegahan terjadinya stroke pertama kali maupun sekunder yang merupakan kejadian stroke berulang dan tersier yang merupakan perburuan gejala klinis.

"Pengetahuan masyarakat terhadap stroke di Indonesia masih sangat minim sehingga periode emas untuk penanganan fase awal sering sudah terlewati. Banyaknya metode penanganan yang ditawarkan kepada masyarakat baik alternatif konvensional maupun inovasi membuat penanganan stroke semakin tidak terarah. Untuk itu perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang stroke faktor resiko serta pencegahan dan penanganannya," ujarnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved