Gubernur Kalbar Sutarmidji Sebut Masih Ada yang Merasa Buangan Ketika Menjabat Sebagai Staf Ahli
“Saya berharap staf ahli itu pertama menguasai data apapun tentang daerah itu. Kemudian di evaluasi mana yang belum diimplementasikan, kemudian kendal
Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengatakan masih ada Staf Ahli yang merasa jabatannya buangan padahal belum tentu demikian.
Sutarmidji mengatakan bahwa ada orang yang menjabat bisa mengendalikan dinas, tapi ada juga yang pandak sebagai konseptor, yang memang tidak cocok untuk di lapangan.
“Kemudian kalau kinerja bagus pasti rata-rata masalahnya dia cocok jadi konseptor saja, saya mikirnya seperti itu. Makanya staf ahli provinsi ini tidak lama paling setahun dua tahun saja, untuk membiasakan dia mampu melihat data-data,”ujarnya usai membuka acara Rakor Staf Ahli Se- Kalbar ,bertempat di Pendopo Gubernur, Kamis 27 Oktober 2022.
Kalau pun, yang bersangkutan mau keluar dari jabatan Staf Ahli, Sutarmidji mengatakan harus dilihat dulu kemampuan yang sudah dilakukannya ketika menjabat sebagai staf ahli
“Saya berharap staf ahli itu pertama menguasai data apapun tentang daerah itu. Kemudian di evaluasi mana yang belum diimplementasikan, kemudian kendala dalam implementasinya apa, yang potensi itu apa dan yang mudah di capai, serta yang bisa memberi nilai tambah bagi daerah,”ujarnya.
• Siap Laksankan PPPK Tahun 2022, Gubernur Sutarmidji Sebut Kebutuhan Guru SMA Se-Kalbar Capai 44 Ribu
Ia mengatakan dalam hal data boleh saja melakukan pembandingan dengan daerah lain, tapi spesifikasi daerahnya harus sama.
“Kalau daerahnya beda jangan. Kemudian tidak semua tampilan satu daerah itu bagus semua, daerah yang mau kita jadikan studi banding itu, kadang ada daerah di Kalbar ini juga sudah bagus,”ungkapnya
Ia mencontohkan di Kabupaten Mempawah, Sambas tidak ada lagi desa sangat tertinggal, dan desa tertinggal. Maka untuk desa di Kalbar yang masih punya desa sangat tertinggal, dan tertinggal bisa belajar di daerah tersebut (Mempawah, Sambas) saja untuk menuntaskan masalah yang ada.
“Jadi kenapa harus jauh-jauh. Kemudian ada tata kelola ASN pegawai, kenapa ini bisa dan kenapa ada daerah yang nilainya masih C, ada daerah sudah B atau A. Belajar saja dalam daerah, karena karakteristiknya sama,”jelasnya.
Sebab dikatakannya kalau ketempat lain belum tentu karakteristik sama, akhirnya capaian itu tidak akan berhasil. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News
