3.874 Unit Rumah di 70 Desa Kabupaten Kapuas Hulu Terendam Banjir, Banjir di Sintang Kembali Naik
Kemarin sempat surut, kita sudah bersih-bersih dalam rumah, udah mau pulang, airnya malah naik lagi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Hulu, Gunawan, menyatakan berdasarkan data laporan dari lapangan pada Kamis 20 Oktober 2022 ada 70 desa dari 13 kecamatan yang terdampak banjir.
"Sebanyak 13 kecamatan yang sedang terdampak banjir yaitu, Kecamatan Batang Lupar, Selimbau, Suhaid, Boyan Tanjung , Silat Hilir, Pengkadan, Kalis, Bika, Embaloh Hilir, Mentebah, Bunut Hilir, dan Jongkong," ujarnya kepada Tribun, Jumat 21 Oktober 202.
Gunawan menjelaskan bahwa, 13 kecamatan yang sedang terdampak banjir ini, rata-rata kondisinya sudah berangsur surut. "Mudah-mudahan segera kembali normal, dan hingga aktivitas masyarakat seperti biasanya," ucapnya.
Dari 13 kecamatan yang terdampak banjir ada sebanyak 3.874 unit rumah sedang terendam banjir, dan 35.777 jiwa atau sebanyak 11.131 KK yang terdampak kondisi banjir hingga saat ini.
Terkait bantuan sembako bagi masyarakat yang terdampak banjir, Pemkab Kapuas Hulu terus melakukan penyaluran secara bertahap, mengingat kondisi alam dan jarak tempuh yang cukup jauh ke lokasi banjir.
• Kapolsek Embaloh Hilir dan Personel Berikan Bantuan Kepada Warga Terdampak Banjir
"Pokoknya kita salurkan semua bantuan sembako ke masyarakat yang terdampak banjir di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, dengan harapan bisa meringankan beban masyarakat sebagai korban banjir," ungkapnya.
Pengungsi Batal Pulang
Sementara itu di Kabupaten Sintang banjir dilaporkan kembali naik. Sudah sepekan Fitri Rahmawati mengungsi di Posko Pramuka Peduli Kwarcab Sintang. Rencana kepulangannya batal. Air kembali naik setinggi lutut orang dewasa di dalam rumahnya. Padahal, banjir luapan Sungai Kapuas dan Melawi sempat surut signifikan beberapa hari terakhir.
Fitri dan keluarga sempat membersihkan rumahnya di Ulak Jaya, Kelurahan Kapuas Kiri Hulu, Kecamatan Sintang.
"Kemarin sempat surut, kita sudah bersih-bersih dalam rumah, udah mau pulang, airnya malah naik lagi. Untung belum pulang, baru bersih lantai," ujar Fitri, Jumat 21 Oktober 2022.
Fitri merupakan satu dari 41 jiwa yang mengungsi di Posko Pramuka Peduli Kwarcab Sintang. Sejak banjir pasang melanda sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Sintang, dia pergi mencari lokasi pengungsian. Pada banjir tahun 2021, Fitri mengungsi di rumah keluarga.
Selama di pengungsian, Fitri merasa aman dan nyaman. Apalagi, di tempat pengungsian mereka dikumpulkan satu kelaurga dalam satu kamar.
"Air di halaman sepinggang. Bertahan lagi di pengungsian. Enak di sini makan terjamin walaupun makannya apa adanya tapi bersyukur. Tahun lalu ngungsi tempat keluarga, tahun ini ndak enak juga tiap tahun tempat keluarga," ungkap Fitri.
Warga lainnya, Hartini, juga masih bertahan di pengungsian. Jika banjir tahun 2021 lalu dia mengontrak rumah, sekarang dia mengungsi di Posko Pramuka Peduli Kwarcab Sintang.
Saat awal banjir, Hartini masih bertahan di rumah. Ayahnya membuat panggung di dalam rumah. Namun, insiden terjadi. Anaknya yang belum genap berusia 10 bulan terjatuh dan masuk ke dalam air.