Rakor DWP Se-Kalbar Angkat Masalah Stunting, Lismaryani Harap DWP Se-Kalbar Jadi Role Model
Rakor tersebut mengangkat tema Peningkatan peran Dharma Wanita Persatuan di Era Digital dalam penurunan angka Stunting di Kalbar.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dharma Wanita Persatuan ( DWP ) Se- Kalimantan Barat, serta Dharma Wanita Persatuan Unsur Pelaksana Tingkat Provinsi Kalbar menggelar Rakor yang berlangsung di Pendopo Gubernur Kalbar, Selasa 18 Oktober 2022.
Rakor tersebut mengangkat tema Peningkatan peran Dharma Wanita Persatuan di Era Digital dalam penurunan angka Stunting di Kalbar.
Pada acara ini dibuka langsung oleh Penasehat Dharma Wanita Persatuan Provinsi Kalbar yakni Lismaryani Sutarmidji, sekaligus melihat langsung berbagai pameran yang diikuti oleh kabupaten kota Se-Kalbar yang merupakan binaan Dharma Wanita Se -Kalbar.
Lismaryani mengatakan bahwa saat ini Stunting masih merupakan masalah kesehatan yang perlu ditangani secara serius, terintegrasi dan berkolaborasi dengan seluruh elemen yang berkaitan.
Baca juga: Lutfi Al Mutahar Nilai Unjuk Rasa Solmadapar Terkait Perda No 19 2021 Masuk Akal
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan gagal kembang pada anak usia bawah lima tahun dikarenakan kekurangan gizi kronis yang menyebabkan anak menjadi terlalu pendek di usianya.
Stunting selain menyebabkan tinggi badan anak dibawah rata-rata juga menyebabkan kurangnya intelegenei anak yang dapat berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Sehingga memang sangat perlu upaya pencegahan. Salah satunya melalui Peningkatan peran Dharma Wanita Persatuan di era digital dalam penurunan angka stunting di Kalbar.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh DWP Provinsi Kalbar yang secara aktif membantu program pemerintah Provinsi Kalbar sesuai perannya sebagai istri ASN sebagai pemimpin diorganisasi DWP,”ujarnya.
Ia juga berharap Pengurus DWP baik di provinsi maupun kabupaten kota dapat menjardi role model dalam semua aspek kegiatan yang dilaksanakan.
“Saya mengajak seluruh yang hadir agar dapat mengikuti seluruh rangkaian materi yang disampaikan dengan baik agar dapat menjadi bekal untuk disampaikan kepada anggota di daerah masing-masing,”ajak Lismaryani.
Sehingga nantinya dapat mengurangi kasus stunting yang ada di Provinsi Kalbar. Bahkan bisa mencapai target stunting nasional yakni 14 persen pada 2024 mendatang.
Lanjutnya menyampaikan bahwa salah satu upaya pencegahan stunting yang perlu di implementasikan yakni penerapan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Pada masa ini merupakan periode emas pemberian gizi yang di mulai dari anak dalam kandngan hingga usia dua tahun.
Agar mendapatan nutrisi dan pelayanan kesehatan dengan sesuai standar yang telah ditetapkan.
“Beberapa penyebab stunting yang terjadi disekitar kita diantaranya karena faktor perilaku masyarakat dalam pola asuh anak, lingkungan atau sanitasi yang kurang baik, penyakit kronis dan aspek lainnya,”ujarnya.