Perekonomian Desa Nelayan Sepuk Laut Kubu Raya Nyaris Lumpuh Dampak BBM Mahal dan Langka

Karena kenaikan harga BBM dan sulitnya BBM didapat di Desa, nelayan tradisional Desa Sepuk Laut tidak mencari ikan sejak beberapa pekan lalu.

Penulis: Ferryanto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Ferryanto
Ambran Amin (52) (baju coklat/ duduk) tokoh masyarakat Desa Sepuk Laut, yang juga berprofesi sebagai nelayan. 

"Saya sudah setengah bulan ini baru dapat satu jerigen minyak untuk beli,"katanya.

Ia berharap pemerintah daerah dan dinas terkait dapat memperhatikan dan memberikan solusi kepada warga nelayan di Desa Sepok Laut.

Diharapkan di Desa Sepok Laut dibuat SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan) atau pun ada sub penyalur BBM yang diakomodir oleh pemerintah, sehingga masyarakat Nelayan di Desa Sepok Laut tidak sulit dan dapat mempertahankan Mata pencahariannya.

"Disini belum ada SPBN, dulu pernah ada sekitar 4-5 tahun tetapi sudah tidak ada lagi, kita berharap ada lagi yang khusus untuk kita disini, agar masyarakat nelayan disini tidak kesulitan seperti ini,"ungkapnya.

Saat ini harga minyak jenis solar di Desa mencapai 14-15 perliter, itupun sangat sulit sulit didapat, yang membuat nelayan tidak bisa melaut. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved