Gubernur Kalbar Sutarmidji Mengaku Kurang Puas dengan Hasil Bangunan SMK Terpadu Sambas

Gubernur Sutarmidji mengecek langsung kondisi bangunan yang telah selesai. Namun ia menegaskan kurang puas dengan hasil Bangunan Gedung SMK Terpadu

Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Anggita Putri
Gubernur Sutarmidji sidak ke SMK Terpadu Sambas, Minggu 25 September 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kunjungan Kerja (Kunker) ke Kabupaten Sambas, Gubernur Kalbar melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke SMK Negeri Terpadu Kabupaten Sambas, Minggu 25 September 2022.

Gubernur Sutarmidji mengecek langsung kondisi bangunan yang telah selesai. Namun ia menegaskan kurang puas dengan hasil Bangunan Gedung SMK Terpadu kabupaten Sambas yang telah berdiri.

"Kedepan saya minta seluruh dinas dan konsultan itu jangan jadul. Saya lihat konsultan ini dan yang ngerjakan konstruksi ini orang yang tak punya imajinasi . Saya tidak puas masih perlu ditata sehingga bangunan baru akan kita perhatikan betul dari estetika nya," tegas Sutarmidji.

Kunjangan ke PPMBSI Sambas, Gubernur Sutarmidji Beri Bantuan untuk Pembangunan Laboratorium Komputer

Sutarmidji mengatakan sengan kondisi tanah yang lurus, tetapi konstruksi malah membuat  model gedungnya miring. 

"Saya tidak tau siapa yang miring tanahnya atau konsultan,"tegasnya kembali.

Dikatakannya pembangunan SMK Terpadu ini belum selesai, dimana nanti  akan dilengkapi  bengkel kerja, ruang aula, dan  Rombel masih perlu ditambah dan juga prodinya. 

"Saya mau prodi yang ada disini misalnya Pariwisata karena Sambas banyak hotel, juga nanti ada kuliner ,otomotif, elektro. Pokoknya pendidikan vokasi  SMK ini yang alumninya bisa diserap pasar kerja bukan pengangguran," ujar Midji.

Pada tahun 2022 Pemprov Kalbar sudah selesai Tender untuk pembagunan SMK Terpadu Sambas sebesar Rp 4,7 miliaar, dan akan dilanjutkan di tahun 2023 dimana anggaran yang baru disiapkan sebesar Rp 2 miliar. Namun dikatakannya nanti akan bisa lebih dari itu. 

Terkaait program studi, Sutarmidji mengatakan lebih cenderung ada otomotif yang lebih spesifik seperti modifikasi motor dan mobil. Kemudian kuliner sehingga bisa mengembangkan kuliner di Sambas

"Saya minta Diskdik memikirkan prodi yang bisa betul-betul diserap pasar, dan kordinasikan dengan Kementrian untuk dibuatkan bengkel kerja untuk prodi itu. Nanti saya juga ngomong ke Pak Menteri supaya tahun depan bisa dibantu,"ungkap Midji.

Dikatakannya sejauh ini yang menjadi kelemahan dinas di Provinsi maupun kabupaten kota tak pandai melobi dan selalu berharap pada APBD semua. Padahal anggaran tersebut terbatas. 

"Kalau dulu saya walikota sekolah banyak kita bangun dengan melakukan lobi pusat. Kita bangun ini, mereka bangun apa. Kalau hanya berharap kepada APBD Provinsi lamban majunya,"tegasnya.

Sutarmidji mengatakan SMK sangat tergantung pada adanya bengkel kerja, contoh saja pada Prodi pengelasan kalau tidak ada alat apa yang mau dikerjakan.

"Tahun depan harus ada bengkel kerjanya karena kelas 3 harus praktek, jadi setahun itu praktek magang. Saya harap  perhotelan kedepannya, prodi pariwisata karena ada Temajuk harus ada hotel,"jelasnya.

Ia juga berharap hal tersebut dipikirkan jangan membuat prodi yang melahirkan pengangguran artinya tidak terserap pasar. 

"Jadi betul kebutuhan pasar, dan memang pendidikan vokasi itu menjawab kebutuhan pasar bukan suka-suka. Jangan sampai nanti jurusan busana karena orang kursus tiga bulan saja sudah bisa jadi desainer, kenapa harus sekolah tiga tahun," ujarnya.

"Tataboga kalau kaitannya kuliner boleh tapi terbatas tidak boleh lebih satu kelas, las juga. Tapi kalau otomotif dan elektro bisa,"jelasnya.

Sutarmidji mengatakan akan terus memperhatikan sekolah ini (SMK N Terpadu Sambas) dengan luas lahan 5 hektare, yang masih bisa dikembangkan untuk yang lain. 

"Kalau perlu ada BLK di Sambas bisa untuk anak-anak praktek, bisa buat dibelakang sana," ucapnya. 

Sutarmidji juga meminta kepada sekolah SMK N Terpadu untuk lebih kreatif, ketika sidak ia melihat pohon yang ada di sekolah antara hidup segan mati tak mau, padahal itu sangat sepele. 

"Saya nilai dua hal dari manajemen sekolah. Pertama wc, kalau masuk gerbang sudah bau, kedua kalau masuk perpus tata buku tidak betul berarti tak bisa diharapkan sekolah itu,"ungkapnya.

Dikatakannya hampir sekolah di Pontianak telah ia datangi. Namun kadang wc guru saja yang bagus. Maka dari itu desain wc harus diperhatikan sesuai kebutuhan anak supaya tidak bau dan mudah dibersihkan. 

"Saya minta Disdik merencanakan  sekolah jangan maunya konsultan saja masak ini tanah bujur tapi bangunan mereng disana. Sekolah itu yang penting fungsional, bukan artistiknya, Jalan di depan kenapa sekolah menghadap kesana, dan saya sudah protes,"tegasnya

Seharusnya, kata Midji ketika sudah membayar pihak konsultan untuk bekerja, bukan untuk menyediakan media atau sarana bagi konsultan tersebut  mengimplemetasikan imajinasinya. 

"Kita yang bayar bukan kita ikut dia, dia ikut kita. Kepala sekolah juga harus kasi tau yang betul. Saya kasi tantangan SMK ini harus berlajar dari SMK 3 Singkawang. Sekolah ini bagaimana pun bagus tapi tidak ada yang bisa diunggulkan dan dibanggakan sudah, hal yang dibanggakan bukan hanya prestasi tapi karya," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved