Lokal Populer
Wapres Ma'ruf Amin Sebutkan Cara Membangun Saling Pengertian Antara Kelompok Agama
secara umum memang potensi konflik di Indonesia masih sangat besar, karena banyaknya agama di Indonesia, tetapi sejauh ini masih dapat dikendalikan
Penulis: Anggita Putri | Editor: Tri Pandito Wibowo
“Selamat atas terselenggaranya kegiatan ini (Peringatan Hari Lahir Nasional Nabi Kong Zi ke 2573) di Pontianak,” ujar Midji.
Dikatakannya, Pemprov Kalbar akan terus memberikan keleluasaan kepada seluruh penganut agama yang ada di Kalbar.
“Masyarakat Tionghua yang menganut agama Kong Hu Cu di Kalbar sebanyak 8,6 persen dari penduduk Kalbar,”ungkapnya.
Selain itu, ditingkat pendidikan sekolah lanjutan atas tersedia lebih dari 68 guru agama Kong Hu Cu di Kalbar.
“Bahkan sekarang kelebihan 48 guru Kong Hu Cu, sehingga kasian juga gurunya tidak bisa sertifikasi “ujar Sutarmidji dihadapan Wapres dan tamu undangan.
Kemudian untuk perayaan-perayaan yang lainnya berkaitan dengan pelaksanaan kegiatab Kong Hu Cu, dikatakannya Pemprov Kalbar tentu memberikan keleluasaan.
Bahkan Pontianak menjadi kota Pertama di Kalbar, ketika tahun 1998 mencatatkan dan mengizinkan atau memberikan kebebasan untuk mencatat status agama di KTP.
“Saya harap semua agama yang diakui negara berdasarkan Undang-undang no 5 tahun 65 yakni terdapat enam agama yang harus kita hormati. Jadi kita jangan melihat kebelakangnya, tapi mari kedepan kita bangun Kalbar dengan keberagamanan etnisnya,”ujarnya.
Di tempat yang sama Ketua Panitia, Yo Nguan Cua juga turut mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wapres dan dukungan Pemprov Kalbar dalam acara tersebut.
“Ini merupakan bukti dukungan pemerintah terhadap warga Kong Hu Cu, juga dari warga Kalbar. Semoga kita hidup dalam persaudaraan sesuai dengan tema acara,”ujarnya.
Ketua Umum Dewan Rohaniwan/Pimpinan Pusat Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), Budi S. Tanuwibowo menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian pemerintah terutama Wapres RI, Menko PMK, Gubernur Kalbar yang audah hadir.
Ia mengatakan setiap mengenang kelahiran tokoh-tokoh besar, sebaiknya tidak sekedar merayakan ulang tahunnya, tetapi juga mengkaji dan menyelami kembali jalan pikiran dan jejak langkah sang tokoh.
“Demikian juga ketika kita mengenang Kongzi, seorang Nabi Agung, nabi terakhir dalam agama Ru atau Khonghucu, yang juga dikenal sebagai filsuf agung dari Timur,”ujarnya.
Budi S. Tanuwibowo mengatakan, suatu ketika Kongzi ditanya salah satu muridnya tentang pemerintahan yang baik. Kongzi menjawab,
"Cukup makan, cukup persenjataan (kuat pertahanannya) dan ada kepercayaan rakyat".
Ketika dikejar mana dari ketiganya yang terpenting, Kongzi menjelaskan bawah pemerintah - pemimpin yang dipercaya akan mampu menyatukan rakyat, mengajaknya untuk berjuang bersama melewati berbagai macam kesulitan.
Pada acara tersebut, dihadapan Wapres juga ditampilkan persembahan tari Tionghoa,Dayak, Melayu (Tidayu), dan juga pembacaan puisi.