Lokal Populer
Keluarga Besar Kerajaan Amantubillah Mempawah Lepaskan 'Puake' di Sungai Sebukit Rama
salah satu prosesi dari agenda Robo-robo ataupun Napak tilas hadirnya raja pertama Mempawah yakni Opu Daeng Manambon.
Penulis: Ramadhan | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Raja Mempawah, Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim, bersama keluarga besar Kerajaan Amantubillah Mempawah, melakukan ziarah akbar di makam Opu Daeng Manambon, yang terletak di Dusun Sebukit Rama, Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa 20 September 2022.
Ziarah makam juga diikuti oleh Bupati Mempawah Erlina, Wakil Bupati Mempawah Muhammad Pagi, Kapolres Mempawah AKBP Fauzan Sukmawansyah, Dandim 1201/Mpw Letkol Inf Daru Cahyo Alam, Kakankemenag Mempawah Hasib Arista, dan jajaran Forkopimda, serta ratusan masyarakat yang juga ikut dalam ziarah tersebut.
Diketahui ziarah yang dilakukan ini adalah salah satu prosesi dari agenda Robo-robo ataupun Napak tilas hadirnya raja pertama Mempawah yakni Opu Daeng Manambon.
Seusai ziarah dan doa bersama di pusaran makam Opu Daeng Manambon, prosesi ritual dilanjutkan dengan pelepasan satwa yakni Buaya yang disebut "Puake" sepanjang kurang lebih 2 meter di Sungai Sebukit Rama, Desa Pasir tersebut.
• Ziarah Akbar di Makam Opu Daeng Manambon, Raja Mempawah: Tapak Tilas Sejarah Kerajaan Mempawah
Raja Mempawah, Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim, menyebut ritual yang dilakukan untuk kelestarian alam terutama untuk satwa buaya yang dilepaskan.
"Sebenarnya di sungai kita sudah ada buaya, kita hanya menambah saja. Dan semua buaya yang telah dilepaskan kita kasih nama, sehingga kalau dipanggil namanya Insyaallah tidak terjadi apa-apa," terang Raja Mempawah kepada awak media.
Raja Mempawah menyebut, pelepasan satwa buaya yang dilakukan hari ini merupakan buaya yang keempat.
"Ini merupakan buaya yang keempat yang kita lepaskan, sebelumnya sudah ada tiga ekor yang turut dilepas, dan biasanya ketemu orang mancing, dan Insyaallah tidak mengganggu," terangnya.
Raja juga menyebut, buaya yang dilepaskan turut diberikan nama, dan apabila ada sesuatu tinggal dipanggil namanya dan buaya tersebut tidak akan menggangu.
"Insyaallah buaya yang ada di sini tidak mengganggu, karena mereka telah mengenal kita. Dan buaya yang kita lepaskan ini kita beri nama Liung," tutupnya.
Lestarikan Budaya
Wakil Bupati Mempawah, Muhammad Pagi, menghadiri Haul Opu Daeng Menambon Ke-259 Tahun 2022 yang digelar DPD Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu ( PFKPM ) Kabupaten Mempawah, di Kediaman Ketua PFKPM Kabupaten Mempawah, Moch Husni Thamrien, Senin 19 September 2022 malam.
Ketua DPD PFKPM Kabupaten Mempawah, Moch Husni Thamrin menyampaikan acara yang diselenggarakan adalah bentuk napak tilas dan penghormatan kepada leluhur dan upaya menjaga budaya yang telah ada.
• Ziarah Akbar di Makam Opu Daeng Manambon, Raja Mempawah: Tapak Tilas Sejarah Kerajaan Mempawah
Di tempat yang sama, Wakil Bupati Mempawah, Muhammad Pagi memberikan apresiasi kepada PFKPM Kabupaten Mempawah yang telah menjaga kelestarian budaya sesuai dengan motto PFKPM Kabupaten Mempawah yaitu “Menjunjung Marwah, Menjaga Adat, Menjemput Tuah”.
“Kami dari Pemerintah Daerah Kabupaten Mempawah mengapresiasi khususnya kepada Dato’ Panglima Laskar Opu Daeng Menambon Husni Thamrin yang secara konsisten setiap tahun selalu mengadakan acara Haul Opu Daeng Menambon," katanya, Selasa 20 September 2022.