Hingga Desember Tahun 2021, Total 3.311 Orang Positif HIV, dan 377 orang dinyatakan AIDS di Kalbar

Sebab ini kaitannya dengan penyakit yang secara psikis yang juga harus didukung dan dilakukan pendampingan.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANGGITA PUTRI
Kadiskes Kalbar, Hary Agung saat ditemui di Ruang Kerjanya, Jumat 2 September 2022.// Anggita Putri 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar yang termuat dalam aplikasi SIHA data komulatif dari tahun 1993 sampai Desember tahun 2021 sebanyak 3.311 orang dinyatakan positif HIV, dan 377 dinyatakan AIDS yang tersebar di kabupaten kota Se - Kalbar.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Hary Agung Tjahyadi menyampaikan dari 3.311 orang dengan HIV (ODHIV) atau yang telah dinyatakan positif data tertinggi ada di Kota Pontianak 1.391 orang dinyatakan HIV, dan AIDS 287 orang.

Selain itu, di Kabupaten Mempawah sebanyak 120 orang dengan HIV, dan 12 orang AIDS, di Kota Singkawang 532 orang dengan HIV, dan 21 orang dengan AIDS. Sedangkan data HIV di Sambas sebanyak 185 orang, Orang dengan HIV di Bengkayang sebanyak 75 orang, di Landak sebanyak 28 orang dengan HIV dan 3 orang AIDS.

Kabupaten Sanggau 176 orang dengan HIV, 12 orang AIDS, di Sintang 565 orang dengan HIV dan 10 orang AIDS, Kapuas Hulu 12 orang dengan HIV, Ketapang 162 orang dengan HIV dan 12 orang AIDS, Sekadau 4 orang dengan HIV, dan 3 orang AIDS, Melawi 43 orang HIV dan 17 orang AIDS, Kayong Utara 1 orang HIV, serta Kubu Raya 21 orang dinyatakan HIV.

Baca juga: Sutarmidji Sebut Kegiatan Eco Bhinneka Muhammadiyah Selaras dengan Program FoLU Net Sink 2030

“Sepanjang tahun 2021 yang terbanyak dinyatakan positif HIV di Kota Pontianak 1.391 orang , kemudian kedua ada di Sintang 565 orang, dan selanjutnya Kota Singkawang 532 orang. Kalau dulu bahkan Singkawang pernah diangka tertinggi di Indonesia, itu memang karena antara jumlah pembanding dan jumlah penduduknya,”ujar Hary Agung kepada Tribun Pontianak, saat ditemui di Ruang Kerjanya di Kantor Diskes Provinsi, Jumat 2 September 2022.

Namun dari data yang ada,ia mengatakan bahwa setiap kabupaten ditemui kasus HIVc yang menjadi pikiran kedepan adalah penularannya dan semua kabupaten punya resiko.

“Kalau untuk Kayong hanya satu kasus HIV, karena banyak yang berobat ke Ketapang sehingga masuk Data di Ketapang. Lalu sama hal nya juga di Sekadau masuk data Sintang dan Sanggau,”ungkapnya.

Hary menyampaikan bahwa HIV AIDS merupakan penyakit yang sangat erat dengan masalah sosial.

Dimana ketika suatu daerah berkembang, dan ada pergerakan peningkatan perkonomian dengan satu perkembangan jumlah penduduk yang bertambah pasti akan menghasilkan masalah sosial salah satunya terkait dengan infeksi penularan seksual.

“Hal ini pasti ada dan terjadi, inilah yang harus kita waspadai,”ucapnya.

Dalam penanggulangan HIV AIDS di Kalbar, peran Dinas Kesehatan dikatakannya bagaimana mulai dari menemukan kasus kemudian harus melakukan testing yang bisa dilakukan di puskesmas karena bagian dari pemeriksaan infeksi penularan seksual.

“Tapi setelah testing satu harus direncakan melakukan pemeriksan testing kedua di RS Pemerintah kabupaten kota, yang memang sudah melaksanakan pemeriksan HIV untuk testing HIV kedua dan ketiga yang dinamai pemeriksaan pendampingan pengobatan,”ujarnya.

Sebab ini kaitannya dengan penyakit yang secara psikis yang juga harus didukung dan dilakukan pendampingan.

“Penyakit ini ini bisa ditangani, tapi dalam pengobatannya dalam jangka panjang atau seumur hidup. Sehingga harus ada pendampingan untuk ODHA dan ODHIV agar komitmen dalam pengobatan. Karena dalam masa pengobatan pasti ada kelompok yang kontra indikasi , kalau tidak didampingi dia bisa putus asa dan akhirnya dari HIV masuk ke AIDS dengan berbagai penyakit nya muncul,”ujarnya.

Orang dengan HIV/ AIDS (ODHIV/ODHA) ini memang harus di dukung secara paikologi dan sosial.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved