Jembatan Jelimpau Sintang Rusak Berat Diterjang Banjir, Akses Warga Desa Sungai Buluh Terputus
Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Maria Magdalena mengaku sudah mendapatkan laporan dari Kepala Desa Sungai Buluh, Hermanus Tutoi soal bencana alam dan
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Jembatan Sungai Jelimpau di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, rusak berat akibat diterjang banjir bandang pada Sabtu, 27 Agustus 2022.
Selain jembatan jelimpau, jembatan sungai bangun juga dilaporkan rusak berat. Jembatan ini merupakan akses dari sungai buluh ke arah sepauk, jalur kayu lapis.
"Tadi malam kena banjir jadi roboh ndak bisa dilewati," kata Paulinus, warga Sungai Desa Buluh, kepada Tribunpontianak.
Dua jembatan yang rusak berat tersebut akses darat keluar dari Desa Sungai Buluh.
"Sungai buluh terisolasi. Dua jembatan itu, akses keluar dari dari Desa Sungai Buluh. Kalau keluar atau masuk dari desa yang dari Tempunak gak bisa. Kalau dari dari arah sepauk, bisa harus mutar," beber Paulinus.
Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Maria Magdalena mengaku sudah mendapatkan laporan dari Kepala Desa Sungai Buluh, Hermanus Tutoi soal bencana alam dan kerusakan jembatan. Laporan tersebut langsung diteruskan ke Wakil Bupati Sintang, Melkianus dan BPBD Sintang.
• Warga Sintang Nekat Cegat Gubernur Kalbar Pinta Perbaikan Jalan yang Selalu Digenangi Air
"Tadi pagi pak kades sudah kirim info ke saya dan langsung saya terus kan ke pak wakil bupati dan kepala BPBD Sintang," kata Maria dikonfirmasi Tribunpontianak.
Kepala Desa Sungai Buluh, Hermanus Tutoi melaporkan, banjir terjadi di Sungai Buluh pada tanggal 26--27 Agustus 2022 dampak curah hujan tinggi yang terjadi beberapa hari terakhir di Kecamatan Tempunak.
Banjir menggenangi berbagai tempat dengan ketinggian 1--2 meter. Laporan terbaru, banjir sudah surut.
Banjir mengakibatkan fasilitas penghubung antar desa jembatan jelimpau rusak. Jembatan itu penghubung ke desa gurun mali. Banjir juga menyebabkan puluhan KK tergenang air dan sejumlah fasilitas umum seperti polindes dan putus.
"Saya sudah sering sekali mengingatkan pemerintah terkait jembatan sungai Jelimpau yang terletak di desa sungai buluh agar segera diperbaiki," tegas Maria.
Maria mengatakan jembatan sungai jelimpau kategori darurat yang harus segera diperbaiki. Jembatan yang menghubungkan dua kecamatan tersebut sudah rusak berat sejak diterjang banjir pada 2019 lalu.
"Jembatan sungai jelimpau di Desa Sungai Buluh, itu kan sudah kategori darurat. Tahun 2020, jembatan itu sudah pernah dianggarkan melalui BPBD, karena masuk dalam tanggap darurat. Lalu terjadi pemangkasan karena musibah covid. Kita paham itu, namun sampai sekarang 2021 sampai 2022 kita belum dapat gambaran sama sekali kapan itu bisa dialokasikan," kata Maria.
• Tim BPJN Kalbar Akan Turun ke Lapangan untuk Selesaikan Persoalan Jalan Cadika Sintang
Menurut legislator partai Demokrat ini, masyarakat khususnya Tempunak Hulu menuntut perbaikan jembatan yang layak dari pemerintah. Apalagi, hal ini pernah dijanjikan oleh mendiang Sudiyanto, wakil bupati sintang.
"Maka dalam pandangan umum fraksi, kita minta kejelasan kapan jembatan itu bisa diangarkan kembali. Karena mengingat pada saat almarhum wabup pernah menjanjikan di depan masyarakat akan bangun dan memperioritaskan pembangunan jembatan sungai jelimpau, bersama ketua DPRD," ujar Maria.
Maria menegaskan, masyarakat tidak hanya meminta, tapi bahkan menuntut pemerintah untuk segera menganggarkan kembali pembanguna jembatan jelimpau.
"Sampai saat ini masyarakat menuntut harus dianggarkan, karena kalau dari aspirasi kami ndak akan mampu. Dulu itu anggaran sudah tersedia, tahun 2020 sebanyak 800 juta yang dipangkas. Dewan punya anggaran apa, kalau sebanyak itu kalau tidak dianggarkan melalui APBD," jelasnya.
Maria sudah berupaya menyuarakan tuntutan masyarakat melalui pelbagai kesempatan, bukan hanya dalam pandangan fraksi, tapi juga saat rapat kerja dengan dinas terkait.
"Sudah lebih dari 10 kali, sampai sekarang belum ada tanggapan sama sekali. Masyarakat sudah menuntut, saya juga," tegasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, akan kembali mengusulkan anggaran pembangunan Jembatan Jelimpau di Sungai Buluh, Kecamatan Tempunak pada tahun 2023.
Sebenarnya, dana perbaikan jembatan yang rusak diterjang banjir pada tahun 2019 ini sudah pernah dianggarkan, namun terkena kebijakan rasionalisasi anggaran. Sehingga, jembatan jelimpau urung diperbaiki.
• Perbaikan Drainase Jalan Cadika Sintang Perlu Pembangunan Gorong-Gorong Potong Jalan Nasional
"Saat ini belum ada, tapi akan kita naikan untuk sesuai kesepekatan dengan dewan akan kita naikan supaya itu menjadi perioritas," kata Kepala BPBD Kabupaten Sintang, Bernhad Saragih belum lama ini.
Ada dua jembatan yang anggarannya terpangkas. Nominalnya Rp 2 miliar, 850 juta di antaranya untuk pembangunan jembatan jelimpau.
"Ada dua yang kena rasionalisasi itu ada sungai buluh. Karena dipotong 2 miliat lebih, kemarin kita naikan gagal lagi, tapi kemarin ada pembicaran dengan dewan, tahun berikutnya wajib, tahun 2023, tahun ini gak ada. Waktu itu anggaran 850 miliar," ungkap Saragih.
Menurut Saragih, jembatan jelimpau harus dibangun permanen, supaya tahan terhadap bencana banjir.
"Jembatannya akan diganti statusnya bukan jembatan biasa lagi, akan dibuat permanen lebih bagus. Tim sudah ke sana mengkajinya kita buat permanen yang bagus. Jembatan Sui buluh rusak kena bencana 2019, kasihan sekali saya, saya sudah ke sana," ujar Saragih. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News