Pengamat Ungkap Perlu Penanganan Serius untuk Menjaga Kualitas Air Sungai Kapuas Tetap Bersih

"Kami menemukan kurang lebih dari 1000 partikel dalam setiap liter air yang diambil dari saluran drainase. Kemudian kami juga menemukan lebih 1.000 pa

TRIBUNPONTIANAK/MUHAMMAD ROKIB
Pengamat sekaligus Dosen Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura Pontianak, Kiki Prio Utomo. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat sekaligus Dosen Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura Pontianak, Kiki Prio Utomo mengungkapkan, perlu penanganan yang serius dalam menjaga kualitas air sungai Kapuas tetap bersih.

Hal tersebut, ia sampaikan karena air sungai Kapuas ini menjadi bahan baku air minum di Kalbar.

Namun kondisi yang memprihatinkan, kondisi air Sungai Kapuas kini malah ditemukan mikroplastik yang bisa mengancam terhadap ekosistem maupun kesehatan manusia.

Ia pun menyebut, bahwa Untan sudah selama tiga tahun ini melakukan pemantauan terhadap kualitas air sungai, khususnya mikroplastik dan fokusnya tidak hanya di sungai Kapuas, tetapi di dalam saluran drainase Kota Pontianak Kalimantan Barat.

"Kami menemukan kurang lebih dari 1000 partikel dalam setiap liter air yang diambil dari saluran drainase. Kemudian kami juga menemukan lebih 1.000 partikel dari sedimen di dekat muara sungai Kapuas," paparnya.

Diskusi Strategi Pengendalian Sampah Plastik di Sungai Kapuas Kota Pontianak

"Maka harus ada sesuatu yang dilakukan dari hulu-ke hilir karena ini harus kita atasi dengan serius agar tidak menjadi ancaman baru, polutan baru, penyebab kerusakan ekosistem dan gangguan kesehatan manusia," ungkapnya saat diskusi Strategi Pengendalian Sampah Plastik di Sungai Kapuas Pontianak Kalimantan Barat, di Hotel Orchard Perdana Pontianak Kalimantan Barat, Senin 22 Agustus 2022.

Menurut pandangannya, mikroplastik ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi dengan sampah plastik, baik mikro maupun makro.

Maka langkah yang harus dilakukan saat ini, pihaknya bersama komunitas dan instansi terkait tengah mengumpulkan data melalui uji kualitas air, kemudian mengetahui sumber sampah plastik, dan mengetahui tempat mengalirnya sampah plastik tersebut.

"Jika hal itu sudah dilakukan, maka barulah bisa menemukan tindakan yang efektif yang harus kita lakukan," pungkasnya.

Mulai dari pencegahan, pengelolaan di hulu atau di hilir. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved