Jelang 77 Tahun Indonesia Merdeka, Desa Labai Hilir Ketapang Belum Nikmati Listrik Negara

Ia berharap, dengan menggabungkan radius 10 km yang meliputi 3 desa dan 3 kabupaten, jumlah pengguna juga akan bertambah banyak.

Penulis: Nur Imam Satria | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa/Foto warga
Kantor Desa Labai Hilir, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Foto warga 

Senada dengan Kades, Ketua Temenggung Adat mengharapkan momen kemerdekaan ke-77 RI ini jadi realisasi upaya membangun jaringan listrik untuk menerangi Desa Labai Hilir dan sekitarnya.

"Kalau dari radius 10 km, totalnya ada tiga desa yang masih tidak ada listrik, desa Bagan Asam, Kecamatan Toba, Kabupaten Sangau, Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Desa Labai Hilir Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang,” jelasnya.

Pengajuan terakhir, lanjutnya, PLN cabang Sanggau melakukan survey dan investigasi.

“Walaupun tak pernah terdengar lagi rencana itu, mungkin justifikasinya Labai Hilir terlalu jauh,” ujarnya.

Jarak yang cukup jauh dan belum adanya infrastruktur memadai guna memperpendek jarak, menjadi salah satu kendala sulitnya membangun akses listrik.

Ia menyadari apabila pemerintah, baik Kabupaten dan Provinsi, jika akan membangun jaringan listrik di suatu wilayah, pasti akan menghitung berapa banyak tiang dan kabel yang dibutuhkan untuk menjangkau Desa Labai hilir tersebut.

"Terkait listrik akses dari Labai Hilir ke kecamatan berjarak 70 km, 41 km jalan aspal dan 30 km-nya jalan tanah. 56 km itu melewati beberapa perusahaan, ada sawit dan HTI. Dari 56 km itu bisa dilalui dan alat berat dan tidak ada kendala dengan BBM. Tapi opsi lebih dekat Desa Bagan Asam Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau itu mobilisasi untuk tiang kalau sekarang saya lihat belum layak untuk mobilisasi, tapi kalau dari sisi jarak hanya 20 km ditambah 7 km tarik lurus saja, dari Toba ke Bagan Asam, Bagan Asam ke Kucai, lalu ke Labai. Ini lebih dekat secara jarak tapi melalui hutan. Aksesnya berat juga,” paparnya.

Ia berharap, dengan menggabungkan radius 10 km yang meliputi 3 desa dan 3 kabupaten, jumlah pengguna juga akan bertambah banyak.

“Kira-kira bisa 400 pengguna,” katanya

meyakinkan. Terkait pembasan lahan, ia berkata, jika masih berada di wilayah otoritas Desa Labai Hilir, dirinya bisa membantu.

Momen kemerdekaan ini setidaknya menjadi political will bagi pemerintah untuk memperhatikan desa-desa terpencil seperti di desa Labai Hilir ini.

“Intinya, kami meminta Pemerintah Kabupaten Ketapang, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Pemerintah Pusat, untuk memperhatikan dan membangun jaringan listrik sebagai energi kehidupan yang dapat meningkatkan kualitas hidup kami, agar esensi kemerdekaan bisa kami rasakan, khususnya kebutuhan dasar seperti listrik terpenuhi,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved