Total Kasus Aktif Covid Capai 115 Orang, Kadiskes Kalbar Sebut Terus Lakukan Kordinasi & Monitoring
“Mereka yang mau rawat inap dan melakukan perawatan di RS memang dilakukan swab antigen atau Pcr terlebih dahulu. Ini juga menjadi protap yang telah d
Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Hasil New All Record (NAR) yang dikeluarkan Diskes Provinsi Kalbar per 13 Agustus 2022 menunjukan bahwa total kasus aktif Covid-19 di Kalbar saat ini sebanyak 115 orang (0,18 persen).
Berdasarkan data seminggu terakhir ini, terjadi penambahan kasus covid-19 di Kalbar. Walaupun tak nampak signifikan.
Dengan penambahan kasus sejauh ini, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harry Agung mengatakan untuk swab PCR maupun test antigen sampai saat ini di fasilitas kesehatan (faskes) masih dilakulan sebagai protap, terutama di Rumah sakit (RS).
“Mereka yang mau rawat inap dan melakukan perawatan di RS memang dilakukan swab antigen atau Pcr terlebih dahulu. Ini juga menjadi protap yang telah dilakukan Rs dalam menyaring pasien yang akan dirawat,”ujarnya.
Di Faskes tingkat pertama yakni di Puskesmas dilakukan test antigen atau pcr untuk pasien yang suspek, yang mana menurut dokter atau nakes di Puskesmas ini pasien tersebut susfek atau dugaan ke arah covid-19.
“Maka dilakukan swab antigen atau memang langsung diambil swab pcr untuk dilakukan pemeriksaan di Lab,”ujarnya kepada Tribun Pontianak, Minggu 14 Agustus 2022.
• Gerakan Aksi Mahasiswa Elektro Untan Gelar Sejumlah Kegiatan, Termasuk Vaksinasi Covid-19
Hary Agung menjelaskan bahwa terkait kenapa sejauh ini swab pcr atau antigen di Kalbar pemeriksaannya sudah berkurang, diantaranya berkaitan juga dengan para pelaku perjalanan di dalam maupun luar negeri.
“Karena memang dulu pelaku perjalanan dalam daerah yang mau bepergian menggunakan trasportasi udara wajib melakukan antigen ataupn swab PCR. Namun setelah regulasi terjadi pelonggaran dengan pemeriksaan test diganti dengan vaksinasi ketiga. Maka memang agak berkurang untuk pemeriksaan antigen maupun swab PCR,”jelasnya.
Hal ini dirasakannya juga berpengaruh terhadap kurangnya testing dari perubahan regulasi perjalanan dalam daerah maupun ke luar Negeri.
“Menyikapi pertambahan kasus saat ini, memang kita lihat dalam rekap mingguan sejak ada kenaikan kasus di Jawa dan Bali. Kemudian mulai terasa beberapa minggu diluar luar Jawa dan Bali, meskipun kenaikan kasus nya tidak terlalu tinggi masih di tingkat penularan rendah karena positifity rate masih dibawah 5 persen,”ungkapnya.
Namun dikatakannya untuk tingkat kewaspadaan terus dilakukan di daerah dengan melakukan rapat kordinasi (Rakor) bersama kabupaten kota secara rutin untuk monitoring kasus setiap minggunya.
“Jadi kita lakukan Rakor dengan kabupaten kota untuk senantiasa melakukan kewaspadaan dini terhadap peningkatanan kasus,”jelasnya .
Dikatakannya ada beberapa hal yang sudah di sampaikan dan dikordinasikan dengan kabupaten kota bahwa melakukan pemeriksaan test covid-19 baik antigen atau PCR pada pasien suspek di Puskesmas, dan melakukan pemeriksan epidemologi secara tuntas kepada kasus konfirmasi positif yang ada di wilayah masing-masing puskesmas.
“Jadi dituntaskan pemeriksaaan epidemologi nya di tingkat puskesmas terhadap kasus aktif siapa saja kontak erat nya dan segera dilakukan tindak lanjut secara tuntas, artinya dilakukan pemantauan, pemeriksaan baik antigen atau pcr bagi kontak erat yang menunjukan gejala,”pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News