Gelar Aksi Damai, Para Sopir Angkutan Umum Kalbar Tuntut Pertamina Tertibkan SPBU Nakal

"Ini aksi tuntutan masalah kelangsungan minyak solar, karena solar sekarang khususnya untuk kami supir bis angkutan kami merasa sangat dirugikan kerug

TRIBUNPONTIANAK/MUHAMMAD FIRDAUS
Rudi dan Alyas beserta yang lainnya ketika diwawancarai Tribun Pontianak, Terminal Internasional Ambawang, Kalimantan Barat, Selasa, 2 Agustus 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Kumpulan supir angkutan bus dan truk se-Kalbar melakukan aksi solidaritas salah satu tujuannya menuntut Pertamina Kalbar dan pemerintah terkait untuk menertibkan SPBU nakal yang membuat BBM jenis solar sulit didapat oleh para supir.

"Ini adalah persatuan, jadi setiap daerah ada perwakilan masing-masing dari seluruh Kalbar," Rudi salah satu peserta aksi supir bis angkutan, Selasa, 2 Agustus 2022.

Aksi ini dilakukan di Terminal Internasional Ambawang sejak Senin, 1 Agustus malam masih berlanjut sampai saat ini.

"Ini aksi tuntutan masalah kelangsungan minyak solar, karena solar sekarang khususnya untuk kami supir bis angkutan kami merasa sangat dirugikan kerugian ini sangat kami rasakan," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa mereka kesulitan mendapatkan solar di SPBU dikarena telah BBM jenis solar tersebut telat diperuntukkan kepada orang-orang tertentu.

Ratusan Sopir Gelar Aksi Damai di Terminal Antar Lintas Batas Negara Sungai Ambawang Kubu Raya

"Kalau SPBU itu susah karena dikuasai oleh orang-orang tertentu, jadi kami terpaksa beli eceran dengan harga dua kali lipat Rp. 10.000 per liter," ucapnya.

Sementara Alyas supir bis peserta aksi lainnya mengatakan menurutnya saat ini BBM jenis solar tidak langka, namun terjadi penimbunan oleh oknum-oknum tertentu sehingga para supir tidak kebagian jatah solar.

"Sebenarnya minyak ini tidak langka cuman karena banyaknya oknum-oknum tertentu untuk kepentingan pribadi ada yang nimbun, kami angkutan umum inilah jadi korban," jelas Rudi.

Ia menambahkan bahwa mereka sering dijatah oleh pihak SPBU dengan hanya mendapat 30 liter per kendaraan sementara perjalanan yang jauh membutuhkan minyak lebih dari 100 liter untuk setiap kendaraanya.

Sehingga mereka harus mengantri di beberapa SPBU untuk memenuhi kebutuhan minyak, atau terpaksa membeli BBM jenis Pertamina dex ataupun membeli di tempat eceran dengan harga yang lebih mahal.

"Seharusnya ada pengawasan pihak SPBU yang nakal, permintaan kami semoga SPBU nakal ini bisa ditertibkan," tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved