Festival Ngamping Desa Batu Mak Jage, Camat Tebas Sebut Lomba Picu Gairah Warga Rawat Tradisi
Banyak inovasi yang dilakukan mereka sebagai pendamping dan membuat senang warga yang didampingi
Penulis: Imam Maksum | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Festival Ngamping Desa Batu Mak Jage, Kecamatan Tebas yang diikuti Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) menambah semangat warga merawat tradisi, Kamis 21 Juli 2022.
Camat Tebas Dedi Zulkarnain, S.Sos, menjelaskan Festival itu dilaksanakan atas kerja sama pendamping PKH dengan stakeholder terkait yaitu Pemdes Batu Makjage.
Kegiatan menumbuk amping juga diperlombakan untuk menambah motivasi warga.
"Tidak seperti pada umumnya, ngamping yang hanya dilakukan di desa-desa. Pada kesempatan tersebut ngamping di lombakan agar dapat menambah semangat ibu-ibu untuk menginovasikan amping padi," katanya.
• Sehari Berselang, Satgas Pamtas Kembali Amankan PMI Non Prosedural, Kali Ini di Sambas
Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) Desa Batu Makjage menyelenggarakan Festival Ngamping bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH Desa Batu Makjage, Kecamatan Tebas, Selasa 19 Juli 2022.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Camat Tebas, Babinkamtibmas Tebas, Ketua Karang Taruna Kabupaten Sambas, Koordinator PKH Kabupaten Sambas, Pj. Kepala Desa Batu Makjage, Ketua BPD Desa Batu Makjage, dan para pendamping PKH yang ada di Kabupaten Sambas.
Camat Tebas, Dedi Zulkarnain, S.Sos, mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh pendamping PKH Desa Batu Makjage.
Dia menilai banyak inovasi yang diberikan oleh pendamping kepada warga penerima PKH.
Bahkan menurut dia, kegiatan tersebut disambut bahagia para penerima manfaat program PKH.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan festival amping, terutama untuk pendamping PKH yang luar biasa. Banyak inovasi yang dilakukan mereka sebagai pendamping dan membuat senang warga yang didampingi," jelasnya Kamis 21 Juli 2022.
Dia mengatakan, menumbuk amping biasa dilakukan setiap tahun oleh warga untuk melestarikan tradisi.
Namun Festival Amping bukan sekadar tradisi biasa menumbuk amping namun juga diperlombakan.
"Tetapi hanya sebatas tradisi biasa di kampung. Kali ini ngamping mulai di kompetisikan agar menambah gairah ibu-ibu untuk berinovasi dan menjaga kelestarian ngamping," ujarnya.
Dia berharap Festival Ngamping akan dilakukan di Kecamatan Tebas yang di kolaborasikan dengan festival seni dan budaya kedepannya.
"Seperti halnya yang sudah dilakukan di Desa Piantus, Kecamatan Sejangkung yang dipadukan dengan festival seni dan budaya yang diikuti oleh seluruh desa yang ada di Kabupaten Sambas. Desa yang ada di Kecamatan Tebas pada khususnya mayoritas penduduk bermata pencaharian petani," tuturnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News