Gubernur Sutarmidji Minta Masyarakat Teliti Sapi Kurban, Panitia Dilatih Pilih Hewan Bebas PMK

“Kemudian saya minta lebih ketat dan teliti terkait kesehatan sapi yang akan dikurbankan karena takutnya nanti tidak memenuhi syarat kurban.

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK/Anggita Putri
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyerahkan bantuan hewan kurban kepada Baznas untuk disalurkan kepada masyarakat kurang mampu di Masjid Al - Hidayah Jalan Raya Singkawang Bengkayang, Kamis 2 Juni 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji meminta agar masyarakat memastikan kelayakan hewan kurban. Hal ini terkait dengan penyakit penyakit mulut dan kuku (PMK) yang marak menyerang Ternak Sapi.

Sutarmidji mengungkapkan kalau di Kalbar, sebagian besar sapi yang terjangkit PMK kini sudah sembuh. Hanya beberapa ekor saja yang mati. Namun ia tetap meminta agar pihak terkait lebih teliti dalam memeriksa kesehatan hewan kurban.

“Kemudian saya minta lebih ketat dan teliti terkait kesehatan sapi yang akan dikurbankan karena takutnya nanti tidak memenuhi syarat kurban. Sehingga kurbannya jadi sia-sia,” ujar Sutarmidji kepada Tribun saat ditemui di Rumah Melayu Pontianak, Minggu 19 Juni 2022.

Sutarmidji mengatakan bahwa sudah ada 33 ekor sapi yang terkumpul untuk kurban dari sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat.

Antisipasi Penyebaran PMK di Pontianak, Edi Kamtono Minta Dinas Perketat Pengawasan Hewan Kurban

Hewan-hewan tersebut nantinya akan dikurbankan pada Hari Raya Iduladha yang jatuh 10 Zulhijah dalam kalender Islam. Pengumpulan hewan kurban ini masih terus berjalan, dan nantinya akan disebar ke daerah pedalaman Kalbar.

“Untuk kurban kita di pemprov baru terkumpul 33 ekor sapi yang nanti akan kita sebarkan ke daerah, khususnya di daerah pedalaman karena jarang orang motong sapi di pedalaman,” ujarnya.

Berbeda kondisinya dengan di perkotaan yang tentunya sudah banyak yang melakukan kurban. Bahkan menurutnya, tiap hari pun masyarakat banyak yang memotong sapi.

“Sehingga nanti lebih banyak kita arahkan ke daerah. Jadi 33 ekor sapi ini merupakan dari pegawai-pegawai OPD di Pemprov Kalbar yang kita satukan agar lebih terarah,” ujarnya.

Sebab jika kurban ini diserahkan ke masjid, hanya akan menumpuk di perkotaan. Bahkan ada masjid yang sampai hari ketiga Iduladha masih bisa memotong sapi. Berbeda dengan daerah pedalaman yang bahkan ada yang tidak melakukan kurban.

“Kalau untuk pribadi saya tetap di Mujahidin, Masjid Jami’, dan biasanya ke Asrama Brimob. Jadi saya tetap kurban sapi untuk keluarga besar,” ujarnya.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono pada tahun ini juga akan berkurban. Namun ia enggan untuk menyebutkan jumlahnya. "Rencana kita ada untuk berkurban dan nanti kita akan ada penyerahan secara simbolisnya di Kantor Wali Kota Pontianak," ujarnya, Minggu.

Wabah PMK Melanda Jelang Idul Adha, Peternak Sebut Jumlah Hewan Kurban yang Disiapkan Turun Drastis

Terkait kasus PMK, Wako Edi meminta Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak agar lebih ketat dalam pengawasannya. Bahkan Wako Edi meminta untuk hewan kurban yang akan disembelih bisa diberikan sertifikat aman dan sehat.

"Maka kita minta dinas terkait untuk berkoordinasi lebih ketat. Jangan sampai hewan kurban ini tidak aman, tetapi harus dipastikan sehat dan kalau bisa dites kesehatannya dan diberikan sertifikat oleh dinas terkait," ungkapnya.

Kamudian untuk hewan yang datang dari pulau Jawa, ia minta agar dilakukan karantina terlebih dahulu. Tujuannya agar apabila hewan itu terkena PMK dari luar, tidak sampai menularkan kepada yang lain.

Selain itu, Wako Edi juga berharap agar stok hewan kurban tahun ini bisa terpenuhi. "Untuk kurban kita berharap ketersediaan sapi dan kambing bisa terpenuhi sehingga masyarakat bisa berkurban. Tetapi memang yang perlu diingatkan saat ini sedang musim PMK," imbuhnya.

Panitia Kurban Masjid Darunnajah, Nasuha Ahmad, mengatakan pihaknya sudah mendapat pelatihan dari dinas terkait dalam memilih hewan kurban yang sehat. Pelatihan ini diberikan karena kasus PMK yang tengah marak di beberapa provinsi di Indonesia, termasuk Kalbar.

Dalam pelatihan itu, panitia diajari memeriksa kondisi fisik hewan kurban untuk memastikannya sehat. “Milih sapinya yang sehat, ada diajarin. Pertama kan mulut, kuku, dan lain sebagainya diperiksa,” ujar Nasuha.

Ia pun berharap masyarakat bisa berpartisipasi kurban dengan mendaftarkan diri ke Masjid Darunnajah di Jalan Sungai Raya Dalam, Kabupaten Kubu Raya. Atau bisa langsung menghubungi nomor yang tertera di banner yang ada di depan Masjid Darunnajah.

Ia mengungkapkan, biaya pendaftaran peserta kurban, per satu orang untuk kurban sapi sebesar Rp 2.750.000. Sementara untuk kurban kambing, Rp 3,5 juta sampai Rp 5 juta.

“Rp 2.750.000 yang sapi, kalau yang kambing, ada tiga kategori, yang C Rp 3,5 juta, yang B Rp 4 juta, dan yang A Rp 5 juta,” ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini yang sudah mendaftar sebagai peserta kurban di Masjid Darunnajah baru 11 orang. Ia menyebutkan kondisi ini berbeda dari tahun lalu, yang peserta kurbannya lebih banyak jelang hari raya.

“Beda, kalau dulu (di waktu) begini itu sudah banyak, sekarang belum. Tinggal beberapa minggu lagi,” ujarnya.

Nasuha mengatakan, pihaknya sudah memesan lima ekor sapi dari tempat langganannya di Rasau Jaya. Hal itu ia lakukan agar stok sapi yang akan dikurbankan tersedia terlebih dahulu.

Kendati demikian, dirinya tidak bisa memaksakan jika uang kurban yang terkumpul tidak mencukupi untuk membeli lima ekor sapi yang sudah dirinya booking.

“Sudah pesan lima, booking dulu, kalau tidak booking dulu, sekarang kan susah cari hewan. Baru saya bayar uang muka Rp 15 juta,” terangnya.

Sementara Ketua Pengurus Masjid Sirajul Islam, H Zulkarnain Yamin menuturkan, pada Iduladha tahun lalu, masjid yang beralamat di Jalan Merdeka Pontianak ini mengumpulkan kurban sebanyak 6 ekor sapi dan 13 ekor kambing.
Ia berharap, tahun ini jumlah hewan kurban baik sapi dan kambing dapat terkumpul lebih banyak dari tahun lalu.

“Insyaallah harapan kita minimal seperti tahun lalu. Perlu kami laporkan tahun yang lalu alhamdulillah kita bisa mengumpulkan kurban sekitar 6 sapi, 13 kambing. Harapan kita mudah-mudahan lebih, jadi kalau lebih kan kita mudah untuk me-manage penyalurannya nanti,” ujarnya.

Ia menyebutkan, untuk pendaftaran calon peserta kurban di Masjid Sirajul Islam, sudah dibuka sejak satu bulan yang lalu. Dirinya menilai, antusias masyarakat khususnya umat muslim untuk berkurban cukup tinggi.

Hingga saat ini, jumlah hewan kurban sapi yang sudah terkumpul di Masjid Sirajul Islam berjumlah empat ekor.

“Sampai hari ini sudah empat sapi, berarti empat sapi dikali tujuh orang, sudah 28 peserta calon kurban,” ucapnya.

Zulkarnain menjelaskan, untuk mengantisipasi hewan ternak yang terjangkit oleh wabah PMK, pihaknya telah membentuk panitia khusus yang bertugas untuk mengantisipasi. Tugas dari panitia khusus tersebut untuk melakukan kordinasi kepada dinas terkait, dan juga melakukan kordinasi kepada Gubernur Kalbar.

“Justru itu kita bentuk panitia untuk mengantisipasi penyakit mulut dan kuku. Dan alhamdulillah, tidak ada masalah. Jadi menurut dokter sudah sah untuk dikurbankan. Sudah kordinasi ke gubernur, Pak Gubernur memberikan arahan kepada dokter hewan memeriksa semua, hasilnya aman,” ungkapnya.

Bagi masyarakat yang ingin menjadi peserta kurban di Masjid Sirajul Islam, dipersilakan datang langsung ke alamatnya di Jalan Merdeka. Bisa juga langsung menghubungi nomor panitia yang tertera di banner yang terpasang di depan masjid Sirajul Islam Pontianak.

Jangan Dicuci

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKPP) Kota Singkawang, Dwi Yanti menyebutkan daging sapi maupun kambing terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK), layak untuk dikonsumsi.

Namun, lanjut Dwi, daging yang terinfeksi PMK harus diolah dengan cara yang khusus pula, yakni harus segera direbus. "Karena virus penyakit mulut dan kuku itu akan langsung mati jika terkena suhu di atas 50 derajat celcius," jelas Dwi, Minggu 19 Juni 2022.

Selain itu, ia mengingatkan agar daging tidak dicuci. Sebab dikhawatirkan dari air bekas cucian daging itu akan menyebarkan virus."Khawatirnya apabila dicuci, air bekas cuciannya justru bisa menyebarkan virus, karena proses penularannya bisa melalui udara," katanya.

Selain itu, Dwi menerangkan, ciri-ciri hewan kurban bebas PMK dibagi menjadi dua jenis, yakni gejala klinis ringan dan gejala klinis berat. Kategori gejala klinis ringan, lanjut Dwi, berupa lepuh ringan pada celah kuku, kondisi lesu, tidak nafsu makan, dan keluarnya air liur lebih dari biasanya.

Sementara, gejala klinis berat ciri-cirinya yakni lepuh pada kuku sampai lepas, pincang, tidak bisa berjalan dan hewan sangat kurus. "Tapi tidak perlu khawatir, karena penyakit kuku dan mulut pada hewan ternak ini dapat sembuh jika diberi perawatan, tetapi untuk dijadikan hewan kurban haruslah yang dalam kondisi baik," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved