Satono Sebut Bangun 25 Jembatan di Kabupaten Sambas dengan Anggaran Non APBD
Pihak swasta juga harus diberi ruang, masyarakat juga harus diberi ruang, untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Dirinya melihat Sambas memiliki
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Bupati Sambas Satono menuturkan, sebuah daerah bisa berkembang lebih pesat dengan berkolaborasi dan membangun sebuah sinergi. Artinya kata dia, disamping eksekutif, legislatif, yudikatif, dan pemerintahan daerah itu.
Pihak swasta juga harus diberi ruang, masyarakat juga harus diberi ruang, untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Dirinya melihat Sambas memiliki potensi yang besar.
“Alhamdulillah, bulan keempat setelah saya dilantik jadi Bupati, saya mencoba ngamen baik-baik kepada teman-teman, alhamdulillah lagu yang saya bawakan itu didengar juga oleh teman-teman putra puteri daerah yang sudah berhasil di luar Sambas,” ungkapnya dalam bincang khusus dengan Pemred Tribunpontianak, Safruddin, Selasa 14 Juni 2022.
• Lepas Keberangkatan Jamaah Calon Haji, Satono Ingatkan untuk Jaga Lisan Saat di Tanah Suci
Ia menuturkan, ini bukan CSR perusahaan sawit, bukan dari perusahaan kontraktor, itu murni dari masyarakat yang ingin ikut membantu bupati Sambas membangun infrastruktur.
Ia menyebutkan, Bulan keempat dirinya memulai, sampai hari ini dikatakannya sudah 25 jembatan yang bangun dengan dana non APBD.
“Dan panjang lebarnya bervariasi, ini saya melihat sebuah potensi yang selama ini belum tergali. Dan bisa digali saya yakin. Saya ingin melihat, sampai akhir jabatan saya dapat berapa, saya bilang minimal 100. Dan akhir masa jabatan saya di 2024, 100,” terangnya.
“Kalau 2026 mungkin satu kabupaten satu desa. Sambas inikan ada 193 Desa, saya target 193 jembatan, satu desa satu jembatan non APBD. Kita tidak tahu ini, apakah IMG kita ini 2026. Kalau 2024, saya target 100 jembatan, kalau nambah lagi selesaikan 193 desa,” tambahnya.
Bupati Sambas Satono, menyampaikan, terkait rencana pembangunan 100 jembatan, dirinya terbuka bagi masyarakat Sambas yang ingin menyampaikan informasi terkait pembuatan jembatan yang akan menjadi prioritas untuk dibangun.
“Saya buka, desa mana, kampung mana yang memiliki jembatan tidak layak, sampaikan kesaya langsung. Akan kita tindak lanjuti dalam tempo tidak terlalu lama,” ujarnya.
Ia menilai, semangat dari gotong royong masyarakat sudah mulai berkurang hari-hari ini. Oleh karena itu, dengan mengajak masyarakat yang berkemampuan secara financial untuk bersinergi bersama pemerintah, dan saling bahu-membahu untuk menunjang pembangunan sebuah daerah, menurutnya penting untuk dilakukan.
“Semangat ini yang mungkin perlu kita pupuk terus, semangat jiwa gotong-royong ini. Saya melihat di penghujung beberapa tahun terakhir ini, nilai-nilai gotong-royong sudah mulai bergeser. Masyarakat ini terlalu sering di nina bobokan dengan dana desa, dana add, dana pemerintah,” ucapnya.
“Got depan rumah ingin dibersihkan tunggu pemerintah, rumput di jalan ingin dibersihkan tunggu pemerintah. Ini gak bisa, harus pelan-pelan kita kembalikan nilai gotong royong, semangat gotong royong, saya yakin itu bisa walaupun butuh waktu,” ujarnya
Ia menyebutkan, masyarakat yang mengontrol proses pembangunan jembatan tersebut.
Dan dengan fakta sudah adanya 25 jembatan yang terbangun, ia menilai selain biayanya murah tidak menganggu dana APBD, juga meningkatkan singeritas dari banyak elemen masyarakat.
“Masyarakat, saya tenang aja disampaikan ajuan, benar, betul, siap tanggung jawab, sudah selesai. Kadesnya turun, Kadusnya turun, RT nya turun, masyakaratnya turun, tokoh masyarakatnya turun, tokoh agama turun, selesai sudah,” tukasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News