Pedagang di Pontianak Harap Ketersediaan Minyak Goreng Aman

Yanda berharap, dengan adanya pencabutan harga subsidi migor curah tersebut, tidak dimanfaatkan oleh oknum untuk menaikan harga.

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Muhammad Luthfi
Aktivitas di Pasar Tradisional, Jl. Sei Raya Dalam, Rabu 1 Juni 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kementerian Perindustrian resmi mencabut program subsidi minyak goreng (migor) curah, kemarin tanggal 31 Mei 2022.

Menanggapi hal tersebut, satu di antara penjual minyak goreng (migor) di pasar tradisional Jl. Sei Raya Dalam, baru mengetahui terkait pencabutan program subsidi tersebut.

Kendati demikian, ia menilai dicabutnya subsidi migor curah oleh Pemerintah tidak terlalu berpengaruh terhadap dirinya.

Yang terpenting menurutnya stok dari migor dalam kondisi aman.

Subsidi Migor Curah Dicabut, Pedagang Sekadau Harap Harga Migor Tidak Naik dan Tidak Langka

“Iya baru tahu saya, yang penting stoknya aman saja biar bisa jualan,”ujar Aminah, penjual migor di pasar tradisional, Rabu 1 Juni 2022.

Dirinya menyebutkan, untuk stok ketersediaan migor curah sejauh ini masih dalam kategori aman, dan harga dari migor juga dikatakannya masih seperti sebelumnya.

“Kalau harga itu yang setengah liter Rp. 11.000, kalau yang satu liter Rp. 22.000. Untuk stok masih aman sampai sekarang,” ungkapnya.

Selain itu, harapnya kepada Pemerintah untuk menjaga ketersediaan stok migor agar tidak langka seperti beberapa waktu sebelumnya.

“Ya harapannya semoga stoknya ada terus, dan jangan naik lagi harganya. Susah untuk menyesuaikan harga beli dan harga jual,” harapnya.

Sementara satu di antara warga Kota Pontianak, Yanda, juga merasa pencabutan program subsidi tidak terlalu berpengaruh terhadapnya.

Hal tersebut disampaikannya karena dirinya selama ini menggunakan minyak goreng kemasan.

Kendati demikian, ia tetap mengeluhkan harga minyak goreng kemasan yang dinilainya cukup mahal.

“Kalo sulit sih sekarang udah ndak sih, ndak kayak dulu yg harus nyari-nyari dan ngantri. Cuma harganya itu yang lebih mahal,” ungkapnya.

“Untuk pencabutan subsidi migor curah, kayaknya ndak pengaruh ya, karena saya selalu beli yang kemasan,” tambahnya.

Yanda berharap, dengan adanya pencabutan harga subsidi migor curah tersebut, tidak dimanfaatkan oleh oknum untuk menaikan harga.

“Tapi semoga saja pencabutan subsidi ini ndak dimanfaat kan sama oknum untuk naikan lagi harga minyak. Sakit pala bang apa-apa naik sekarang ni,” tegasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved