Doa Katolik
Orang Kudus Katolik 31 Mei Beato Yakobus Zhou Wen-mo Martir Korea Zaman Dinasti Joseon
Penganiayaan terhadap Gereja Katolik mulai terjadi pada tahun 1801 dan dikenal sebagai masa Penganiayaan Sinyu.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
Pater Yakobus Zhou sangat sedih mendengar tentang penyiksaan yang dialami oleh umatnya.
Ia mulai berpikir bahwa umat Katolik Korea terbunuh gara-gara dia.
Karena itu ia memutuskan untuk kembali ke Tiongkok.
Namun, beberapa waktu kemudian ia berubah pikiran.
“Aku harus berbagi nasib dengan umatku dan meringankan penganiayaan dan kemartiran mereka.” katanya. Ia lalu memutuskan untuk menyerahkan diri.
Pada tanggal 11 Maret, Yakobus keluar dari tempat persembunyiannya dan muncul dihadapan para penganiaya.
Dengan segera ia ditahan dan diinterogasi.
Meskipun ia telah disiksa dengan kejam, imam ini tetap menjawab pertanyaan para penyiksanya dengan bijak dan hati-hati.
“Satu-satunya alasan saya datang ke Korea, dengan ditemani Sabas Ji-Hwang, dan melewati berbagai ancaman marabahaya di perbatasan, adalah karena saya mencintai orang Korea,”
“Ajaran Yesus tidak jahat. Melakukan perbuatan yang merugikan orang lain ataupun negara, itu dilarang oleh Sepuluh Perintah Allah, namun demikian, saya tidak dapat melaporkan mengenai urusan Gereja.”
Ia terus-menerus menjalani penyiksaan selama mendekam dipenjara.
Pada akhirnya para penganiaya menyadari bahwa mereka tidak akan memperoleh keterangan apapun darinya.
Dengan marah mereka lalu menjatuhkan hukuman mati kepadanya berdasarkan hukum militer.
Ia akan dipenggal dan kepalanya akan digantung di gerbang perkemahan (mungkin kamp Militer).
Pada tanggal 31 Mei 1801 (19 April berdasarkan penanggalan Lunar), Pater Yakobus Zhou yang saat itu berusia 49 tahun dipenggal di Saenamteo, di dekat sungai Han.